Mohon tunggu...
dzuliqa romiliaputri
dzuliqa romiliaputri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa program studi pendidikan bahasa indonesia

Saya baru mencoba untuk membuat suatu karya tulisan

Selanjutnya

Tutup

Book

Sinopsis dan Unsur Intrinsik Novel Laut Pasang 1994 karya Lilpudu

18 Desember 2023   02:30 Diperbarui: 18 Desember 2023   04:48 19196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2)Sedih

a)Tidak ada jawaban, Ibu hanya tersenyum tanpa mengalihkan tatapannya dari Bapak. Tanpa sadar, air mata jatuh membasahi pelupuk mata Ibu. Rasanya begitu menyakitkan. Sesak sekali hatinya. Ibu sangat menyayangi Bapak melebihi apa pun. (hal 16)

b)Hingga tanpa sadar, air mata jatuh begitu saja, Ibu merasakan perasaan sakit yang entah di mana rasa itu singgah. Bahkan Ibu sendiri pun kewalahan menahan sakitnya, sampai membuat kening anak-anak ikut basah karena air mata yang terus jatuh tanpa henti. (hal 36)

c)Helaan napas panjang yang terkesan berat, menjadi reaksi Bapak setelah mendengar kalimat itu. Hanya rasa sakit yang bisa Bapak rasakan sekarang. Bapak tidak sanggup membayangkan kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi pada Ibu. (hal 58)

d)"Ibu, ini Mas. Mas mau bantu Ibu minum obat." Untuk ketiga kalinya laki-laki berumur 17 tahun itu mengusap lembut wajah sang Ibu, berharap mata yang terpejam itu perlahan terbuka seperti biasa. Tapi justru yang ada Khalid malah terlihat semakin panik, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat saat menyadari kalau ternyata Ibu tidak lagi menarik dan membuang napasnya. (hal 61)

e)"Nadi, Esa, Dipa, Windu, dan Simbah, sudah lebih dulu dipanggil Tuhan."

Air matanya kembali jatuh. Dewangga masih belum bisa menerima semuanya, Dewangga ingin berteriak sekecang mungkin dan memberitahu pada Tuhan kalau ia tidak terima. Dewangga tidak mau dipisahkan dengan cara seperti ini. (hal 310)

f)"LAUTT!!! JANGAN SEMBUNYIKAN APTA TERLALU LAMA!"

"KAMU SUDAH AMBIL SEMUANYA YANG AKU PUNYA!

"SERAKAH KALAU KAMU NGGAK MAU KEMBALIKAN APTA PADA AKU, DEWA DAN BAPAK!"

Bapak berlari saat itu juga begitu menyadari kalau tubuh Khalid mulai terlihat lemas. Suaranya habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun