2)Teras Rumah
a)Di teras rumah, Khalid masih termenung memikirkan Ibu yang menangis, entah saat makan atau waktu di kamar. Baginya, tangisan Ibu seperti tanda tanya besar, pun pesan-pesan Ibu tadi pagi, membuat pikiran Khalid semakin pusing saja. (hal 27)
b)Sambil melangkah keluar menuju teras rumah, Apta tersenyum begitu melihat Hartono dari balik jendela. Kemudian dengan langkah tegas dan bahu yang sedikit dinaikkan, Apta menghampiri Hartono yang sedang sarapan. Apta menilik lebih detail gerak-gerik Hartono. (hal 100)
3)Dapur
a)"Mbah!! Tolong, Mbah!" langkahnya berhenti di dapur ketika matanya sudah melihat keberadaan Simbah. Laki-laki tua yang sedang sibuk membakar kayu untuk memasak itu lantas dibuat tertawa oleh kelakuan cucunya. Walaupun tidak tahu apa yang terjadi, Simbah tetap tertawa. Persis seperti Mas Khalid, Simbah itu receh nya nggak ketulungan. (hal 93)
b)Sayup-sayup suara garpu yang beradu dengan panci di dapur seolah menjadi kabar baik. Sudah pukul sebelas lebih tiga puluh menit, tapi Apta masih asik memainkan senar gitar seorang diri tepat di depan jendela kamar. Saudaranya yang lain sudah lebih dulu tidur. (hal 200)
c)Dan di dapur, ada Simbah, Dewangga, dan Khalid yang sedang asik curhat satu sama lain. Dewangga dengan masalah cintanya, Khalid dengan masalahnya sebagai anak tertua, dan Simbah dengan kesabarannya mendengar curhatan dari Khalid begitu pun Dewangga. Ketiganya hanyut dalam obrolan yang mereka buat sejak beberapa menit lalu.
(hal 276)
4)Pantai
a)Di luar, ternyata anak-anak sedang bermain dengan Hartono di halaman rumah. Sedangkan Nadi sepertinya masih kesulitan membersihkan kandang Hartono tanpa ada yang membantunya. (hal 57)
b)"Apta. Pasti disembunyikan air."