"Ini Halimah Ustadzah, Halimah ingin mengabarkan kalau Alhamdulillah halimah naik kelas 2B. Terima kasih atas bimbingan antum selama ini..." dengan nada bahagia, orang di seberang telepon itu menjelaskan.
"Oh... iya.. Alhamdulillah halimah, sampaikan salam Ustadzah ke orang tuamu yah" balas Adzani.
"Baik Ustadzah, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Kini Adzani senang dan sangat bersyukur, ke-33 anak didiknya dapat naik kelas, walaupun dalam kelas yang berbeda-beda.
Kring...kring...kring....
"Assalamualaikum...1N yah?" Adzani dengan senang mengangkat telepon itu.
"Waalaikumsalam, bukan Ni... ini ana Hasna, ana ingin memberi tahu anti tentang satu hal. Mungkin nggak kita ketemu?" ujar Hasna dari balik telepon. Hasna merupakan teman sepengabdiannya di Pondok.
"Oh.. Hasna.., nggk apa-apa Hasna, bicara lewat telepon aja". Balasnya.
"Baiklah, tapi ana harap anti jangan kaget. Jadi, seperti tahun-tahun sebelumnya, dari pondok kita pasti mengutus beberapa Ustadzah pengabdian tahun terakhir ke berbagai pondok cabang. Dan bapak wakil pengasuh memilih anti untuk mengabdikan diri di tahun terakhir anti di pondok cabang yang ada di luar Jawa, tepatnya di Riau. Persiapkan dirimu, 5 Syawwal keberangkatannya." Jelas Hasna panjang lebar.
Bak petir yang menyambar di pagi hari, kabar tersebut membuat Adzani kembali hujan air mata. Kini ia bukan hanya berpisah dengan anak-anak didiknya, namun juga dengan Pondok yang dicintainya. Langit tiba-tiba mendung, hujan deras membasahi pondok Darussalam, alam seakan mampu merasakan kesedihan yang kala itu Adzani rasakan.