"Ana nilai muhadatsahnya rendah"
"Ana kebersihannya s, coba lihat punya anti!"
Seketika kelas menjadi ramai. Adzani hanya memperhatikan. Ada pesan terakhir yang ingin Adzani sampaikan, namun ia menunggu hingga kelas cukup tenang. Adzani melihat jam yang melekat di tangannya, 10 menit lagi waktu istirahat.
"Baik Ukhty.... setelah ini, perbanyaklah doa.. karena kalian pulang tanpa tahu apakah kalian naik kelas atau tidak. Kalian baru akan tahu nanti pada bulan Ramadhan ketika kalian di rumah. Emm... Ustadzah juga ingin minta maaf kalau selama satu tahun ini ada banyak kekurangan Ustadzah dalam mengajar dan membimbing kalian, maaf jika beberapa kali kalian datang ke depan kamar Ustadzah untuk menyetorkan hafalan di pagi hari, namun Ustadzah tak kunjung keluar.
Maaf jika beberapa penjelasan Ustadzah di kelas masih belum jelas. Maaf jika ada kata-kata yang pernah terlontar dari mulut ini yang melukai hati kalian. Semoga tahun depan kalian semua naik kelas dan mendapatkan wali kelas yang lebih dari Ustadzah" Tanpa Adzani perhatikan, beberapa anak didiknya menangis mendengarkan perkataannya.
"Ustadzah... kita juga minta maaf"
"Na'am Ustadzah, maafkan kita juga"
"Ustadzah antum tuh baik banget sudah seperti Ibu kami"
"Ustadzah tahun depan sama kita lagi yah"
Adzani memang masih memiliki sisa waktu pengabdian satu tahun lagi, dalam batinnya, ia ingin sekali bersama mereka lagi di tahun yang akan datang.
"Semoga saja" doanya dalam hati.