Mohon tunggu...
Dyan Sinta Indriyani
Dyan Sinta Indriyani Mohon Tunggu... -

Pengungsi dari Facebook dan Multiply

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Jujur Mateni Apa Goroh Ning Nguripi"--Pragota

20 Januari 2011   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di note saya yang sebelumnya, saya menyinggung soal alasan kenapa saya gabung di Facebook....

Saya punya missi... sebuah missi yang sebenarnya akan menjadikan hidup saya lebih baik jika saya tidak memilih untuk melakukannya sama sekali... hehehhehee...

Saya punya seorang kawan yang umurnya 10 tahun dibawah saya. Sebut saja namanya Tyas.

Tyas datang dari keluarga kaya raya. Semua yang diimpikan oleh gadis seumurannya, dia punya. Mobil, supir, rumah mewah, barang2 bagus, uang, perhatian dari kedua orang tua, kebebasan, banyak teman dan prestasi.

Meskipun Tyas adalah seorang gadis yang menyenangkan dan pintar, tapi ada beberapa sifatnya yang membuat saya merasa sebagai teman yang lebih tua, harus selalu mengingatkannya agar dia tidak celaka.

Tyas memiliki kebiasaan ingin dianggap dewasa. Mulai dari penampilannya yang mirip ibu2 muda dengan 2 anak, rambut yang selalu rapi karena dia senang pergi ke salon dan merawat rambutnya, pakai make up tebal tebal (bahkan dia lebih memilih untuk bermake up ria ketimbang mandi), sepatu hak tinggi yang bisa bikin betis varises, dan gaya ngomongnya yang sering dibuat buat intelek, tapi tetap berkesan bodoh karena sering salah memilih kata.

Tyas datang dari keluarga kaya raya... ayahnya seorang pengusaha agrobisnis yang sukses. Dan keluarganya amat dekat dengan keluarga keraton Solo sehingga dia sekeluarga diberikan gelar yang tinggi menurut silsilah ningrat Solo.

Tyas dan ayahnya memiliki hobi yang sama, yaitu menari wayang orang.

Hampir dua bulan sekali mereka ke Solo untuk berlatih tari dengan dosen2 tari senior dari ISI. Dan karena mereka dekat dengan keluarga keraton Solo, maka semua orang sungkan pada mereka.

Tyas selalu membanggakan dirinya sebagai wanita Jawa tulen.... dan selalu mengikuti semua ritual2 yang diadakan keraton Solo..dari upacara2 adat, hingga ritual2 kejawennya.

Karena banyak yang sungkan dengan Tyas, jarang sekali ada yang berani menegurnya tiap dia salah atau bahkan memperbaiki kata2nya yang salah, sikap2nya yang kurang baik bahkan mengajarkannya bagaimana seharusnya memiliki etika, terutama etika Jawa.

Tyas selalu membanggakan gelar  S2nya yang dia raih dari Australia. Apalagi dia lulus S2 waktu umur 21 tahun...hal itu selalu menjadi kesombongannya ketika berbicara pada orang lain.

Ya, sebenarnya Tyas gadis yang menyenangkan..tapi karena semua takut sama dia, dia ke ge er an dan merasa tidak pernah melakukan kesalahan. Dan lama lama, dia menjadi seorang yang congkak dan senang merendahkan orang lain.

Apalagi setelah tambah dekat dengan ilmu2 kejawennya. Setelah naik gunung Lawu beberapa kali, setelah berlatih tari dengan dosen2 senior ISI, ia selalu memandang rendah para penari2 wayang orang Jakarta yang dulu adalah orang2 yang pertama kali mengajarkan dia menari dan memberikan dia kesempatan tampil di panggung.

Dan semakin hari, semakin mudah kalimat mengutuk dan menyumpahi keluar dari mulutnya. Tiap ada yang bikin dia kesal, dia ngadu ke ibu Sunan Solo yang konon memiliki kekuatan supranatural, agar orang tersebut dibikin celaka. Sampai mengirimkan foto orang yang bikin dia sakit hati ke Ibu Sunan...biar dijampi jampi katanya. Tyas juga semakin senang menyumpahi orang orang yang tidak disenanginya.

Setiap kali Tyas main ke rumah saya, dia pasti cerita ttg orang2 yang dia tidak senangi dan selalu berakhir dengan kalimat2 seperti "aku sumpahin dia kere, Mbak!" atau "aku sumpahin dia kecelakaan!!!" dan yang paling menyedihkan hati gue, dia selalu bilang "mereka belum tau aku siapa!!!".

Tiap kali Tyas mengatakan kalimat2 seperti itu ttg orang2 yang tidak disenanginya yang padahal dulu adalah teman2nya, saya merasa dalam hati, pasti nanti suatu waktu, kalau ada kelakuan saya yang tidak dia senangi, saya juga akan disumpahi seperti ini. Dan saya ketawa sendiri dalam hati.

Tyas memiliki hubungan terlarang dengan seorang penari Solo yang sudah beristri dan memiliki anak satu.

Saya pun dekat dengan para seniman Jawa baik di Jakarta maupun di Solo karena saya sering motret pertunjukkan wayang orang dan wayang kulit.. dan saya juga senang sekali dengan wayang dan kebudayaan Jawa. Ayah saya yang mengenalkan wayang pada saya ketika saya kecil dulu...tapi ketertarikan saya pada dunia kesenian Jawa baru muncul beberapa tahun yang lalu.

Karena saya tau banyak orang di komunitas kesenian Jawa, saya mau tidak mau jadi tau semua gosip ttg para seniman Jawa, terutama penari wayang orang.

Lelaki yang dekat dengan Tyas ini memiliki reputasi yang buruk dikalangan wanita. Dia sering mendekati wanita2 kaya untuk, istilahnya, diplorotin. Dimintai uangnya. Saya tau ini karena salah satu pengrawit yang kenal dekat dengan saya pernah curhat ttg ini cowok mendekati istrinya dan minta minta uang.

Saya selalu merasa bahwa kesenian tradisional sudah tidak pernah disukai lagi oleh generasi muda sekarang. Dan ketika saya mengenal Tyas, saya bersyukur bahwa masih ada anak muda yang begitu antusias mencintai kesenian Jawa dan bukan hanya itu saja, tapi juga menjadi pelaku kesenian tersebut. Apalagi Tyas datang dari keluarga terpandang dan terpelajar.

Entah kenapa, saya merasa bertanggung jawab untuk menjaga dia dalam pergaulannya dengan para seniman Jawa ini... Mungkin inilah letak dan sumber kesalahan saya...

Saya mencoba untuk memperingatkan Tyas akan "bahayanya" bergaul bebas dengan lelaki ini.  Tetapi karena Tyas selalu merasa bahwa tiap ada orang yang menasehatinya itu berusaha merubah "jati diri"nya, dia pun seperti tidak suka. Akhirnya dengan sabar saya bertanya pada dia "Tyas, kalo misalnya hubungan kamu ketahuan oleh istrinya dan nama mu dijelek jelekkan, lalu ayahmu juga namanya jadi tercoreng, belum lagi keluarga keraton ikutan nanggung malu, apa kah si cowok ini sepadan itu semua?" Lalu Tyas dengan ketus nyaut "itu urusanku nanti, Mbak.. aku siap menanggung konsekuensi kelakuanku sendiri"

Ngelus dada saya dengarnya.

Saya bukan orang alim yang memiliki kehidupan yang lurus lurus saja. Jujur saja, masa lalu saya benar2 berantakan. Bahkan saya sendiri pernah dekat dengan suami orang...dan saya sendiri sudah bersuami.

Masa lalu yang seperti inilah yang membuat saya semakin merasa ingin menjaga Tyas agar dia tidak mengalami apa yang saya alami di masa lalu saya.

Baru baru ini saya bertobat. Puji Tuhan, saya yang dulu tidak pernah ke gereja, tidak pernah berdoa, sekarang sudah kembali bergereja dan bersaat teduh berdoa.

Ketika saya pertama berkenalan dengan Tyas, pada saat itulah saya memulai pertobatan saya. Dan Tyas sempat menjadi tempat curhat saya akan masalah2 masa lalu saya.

Saya secara tidak sadar, jadi sering mencoba untuk memberikan saran dan nasehat pada Tyas agar hati hati dalam bergaul. Tapi ternyata itu hanya membuat Tyas tambah jauh dari saya.

Akhirnya, karena tiap kali saya memberikan saran pada Tyas secara verbal, dia malah tersinggung, saya akhirnya berpikiran untuk menggunakan Facebook saja.

Lewat note2 yang saya tulis, saya selalu tag nama Tyas agar dia baca. Tulisan2 yang saya buat di note Facebook kebanyakan ttg kejadian2 di hidup saya sehari hari untuk kemudian saya coba ambil hikmatnya dan saya bagikan di note Facebook.

Baru baru ini, saya menulis tentang apa arti menjadi wanita dan bagaimana menjadi wanita yang bisa dihandalkan. Dinote tersebut saya tulis bahwa wanita seharusnya bisa masak dan ngurus rumah, tidak melulu berhias, dandan dan mementingkan menjadi wanita karir.

Saya tag Tyas.

Alasan saya tag dia karena, dia selalu mengeluh ttg cerita cintanya dan ia ingin sekali mendapatkan seorang pacar yang serius karena dia selalu berpikiran bahwa dia sudah siap nikah. Saya pikir, mungkin ada baiknya kalo saya bagikan pengalaman2 saya ketika beranjak dewasa dulu..bagaimana Ibu saya selalu mengajarkan saya bahwa urusan dapur dan rumah itu tidak kalah penting dibandingkan belajar dan cari duit.

Tyas pernah bilang pada saya betapa dia malas makan buah hanya karena males ngupas kulit buah. Dia bilang "aku jijik Mbak kalo megang buah yang dikupas.. kayaknya tanganku lengket2 gitu.."

Dan ketika saya main kerumahnya, saya ditawarkan kopi oleh ibunya Tyas. Tapi ketika itu saya bilang "nanti saja, Tante... nanti saya bikin sendiri saja".

Dan ketika akhirnya saya pengen ngopi, saya bilang sama Tyas kalau saya mau bikin kopi.

Ternyata kopi yang ditawarkan sama ibunya Tyas adalah kopi instan...atau kopi miks...hehhehehe...

Setelah Tyas memberikan saya bungkus kopi tersebut, saya tanya Tyas gelas ada dimana. Tyas sempat bingung mencari gelas untuk saya didapurnya. Lalu tiba2 dia berlari ke kamar kakaknya dan sambil ngetok pintu dia teriak "Mas...Mbak Dyan mau bikin kopi... caranya gimana ya Mas?"

Jujur saja, saya yang sudah selesai bikin kopi di dapurnya Tyas, kaget dengar teriakannya. Busyet..ni cewek kaga ngerti bikin kopi?.. pan tinggal tambah aer panas... gimana kalo kudu bikin kopi tubruk yak?...

Hal hal semacam inilah yang membuat saya ingin berbagi pada Tyas bahwa urusan dapur itu penting untuk dipelajari oleh wanita.

Tyas selalu ingin kelihatan berambisi untuk menjadi wanita karir. Yang selalu menjadi bahan obrolannya ketika ngumpul dengan teman teman hanya seputar pekerjaan apa yang dia inginkan dan dengan membanggakan S2nya, dia bilang bahwa dia layak mendapat gaji setidaknya 8 juta perbulan untuk sebuah pekerjaan.

Namun..setelah saya tag, beberapa menit kemudian, statusnya berbunyi "ia mencoba membetulkan kehidupan orang lain, pada saat hidupnya sendiri perlu banyak sekali pembetulan"--ini saya copy paste. Hehehhee...

Perlu saya jelaskan bahwa selain berhubungan gelap dengan suami orang di Solo, Tyas juga sedang jatuh cinta pada seorang dhalang yang juga sudah beristri dan punya anak. Nama Dhalang ini, sebut saja, Bowo.

Mas Bowo dan sayasudah saling  mengenal dekat  jauh sebelum saya mengenal Tyas. Saya tau lebih banyak ttg Mas Bowo dibanding Tyas.

Waktu itu, saya memang sengaja ngadu ke Mas Bowo bahwa Tyas tergila gila padanya. Alasan saya melakukan ini karena, saya tau sifatnya Mas Bowo..dan saya ga mau Mas Bowo menganggap Tyas sebagai cewek sembarangan. Tapi waktu saya kasih tau ke Mas Bowo bahwa Tyas diam2 mencintainya, Mas Bowo bilang bahwa dia sudah tau. Mas Bowo berkata "aku wis ngerti nek bocah kae demen karo aku, Yan... wong tingkah lakune wis centil ra jamak kaya ngono ngarepku mosok aku ra ngerti? Po rumangsamu aku bodo?" ("saya sudah tau kalau anak itu senang sama saya, Yan.. orang tingkah lakunya udah genit sekali depan saya masa saya ga ngerti? apa menurutmu saya ini bodoh?").Saya sedikit lega...hehhehee..karena setidaknya saya tidak menjadi pengadu... hehhehe...

Lalu Mas Bowo bertanya pada saya bagaimana enaknya?

Saya sarankan pada Mas Bowo untuk berkata jujur pada Tyas... bilang bahwa dia risih kalo Tyas genit2an depannya dan dia ga mau ada masalah dengan istrinya.

Tapi Mas Bowo, emang dasar cowok iseng dan centil, dia memilih caranya sendiri. Dia bilang "biar saja, Yan..nanti ta buat tambah kesengsem sama saya... ta sms in yang jorok2 biar dia ilfil sama saya..."

Tadinya saya keberatan dengan ide Mas Bowo ini..tapi ya sudah lah... percuma dilarang.

Akhirnya benar2 terjadi.

Mas Bowo mulai sms Tyas dengan sms yang jorok2...yang kalo cewek terpandang manapun bakal marah semarah marahnya ketika menerima sms2 tersebut.

Tyas sering ingin dianggap wanita terpandang dan ningrat... wanita modern dan terpelajar. Tiap ada cowok yang goda2in dia, dia selalu ngadu pada saya dan berkata bahwa hal itu sangat menjijikkan. Tapi ketika Mas Bowo sms dia dengan mengatakan bahwa t*t*t nya besar dan dia lagi pengen bercinta dengan Tyas dan ngajak Tyas cek in, Tyas sambil mendekap HPnya didada, trus pasang muka imut dan mata kedap kedip centil, bilang pada saya

"aaaaw....Mbak...... aduuuh...Mas Bowo imut banget deh Mbak.... ini dia bilang kalo anunya besar dan lagi keras...dia pengen cek in ama aku.... dia mau jemput aku Mbak... aaaaaah...imut banget sih ni Mas Mas... "

Gue hampir mati berdiri dengar ocehannya.

What the??....

Besoknya saya langsung telpon Mas Bowo dan mengatakan bahwa caranya gagal total...dan bukannya ilfil, tapi Tyas malah makin ke ge er an dan mengira bahwa Mas Bowo juga jatuh cinta sama dia.

Mas Bowo kebingungan, tapi malah ketawa senang dan bilang "kapok luuuuuuuh!!!!.... emang aku tertarik apa sama dia?... emang dia kira aku mikir dia cantik apa?... kapooooook!!"

Saya kecewa sekali dengan jawaban Mas Bowo. Tapi trus Mas Bowo berkata "aku sudah nyerah, Yan.. padahal mestinya Tyas itu mikir.... aku kan begitu hanya lewat sms saja..wong kalo ketemuan di pentas wayang, aku judes kok sama dia... ora ta gagas!(tidak saya perdulikan!).... dia terus yang nyapa aku duluan... dasar cewek ke ge er an..."

Saya berkali kali mencoba untuk memperingatkan Tyas tanpa bilang sama dia bahwa Mas Bowo itu sedang ngerjain dia... tapi tambah saya kasih tau, Tyas tambah marah. Bahkan pernah saya bentak Tyas ketika ngebet pengen liat Mas Bowo latihan untuk pementasan wayang orang malam2..saya bilang sama Tyas "Ngapain loe ngebet liat si Bowo? itu cowok bangsat tau ga!! loe ga ngerti2 kalo Bowo itu bajingan tengik!!"

Dan besoknya saya bilang sama Mas Bowo kalo saya ngatain dia bajingan tengik depan Tyas dan Mas Bowo bilang kalo dia berharap dengan begitu Tyas bakal ngejauhin dia.

Ternyata kami berdua salah. Tyas makin gencar.

Dan ketika saya nulis di wallnya Mas Bowo minta ketemuan karena ada hal yang mau saya bicarakan, tidak lama kemudian, status Tyas berbunyi "katanya brengseeeeeeek..bukan orang baiiii,...nggak bisa dipercayaaa...eh, di depannya beda lagiiii...ah ikutan aaaah., sekarang gue yang muka dua ke eluuuu.mungkin ada bagusnya facebook ditutup, jadi gw ga bisa liat kebrengsekan orang lain"--ini saya copy paste lagi... hehehhe...

Aah..seandainya Tyas mengerti...apa yang saya lakukan itu demi dia juga... Betapa dia membutuhkan sepasang mata cadangan untuk melihat dan membimbing dia bahwa pergaulan yang dia pilih itu mengerikan... sepasang mata cadangan yang sudah lebih dulu melihat semua itu....

Saya hanya ingin menjadi sepasang mata cadangannya.

Jujur saja, saya sakit hati sama Tyas baru2 ini.

Tyas sempat mengeluh pada saya betapa dia ingin memiliki usaha yang menghasilkan uang. Lalu karena saya memang sedang ingin punya usaha juga, saya ngajak dia buat gabung. Saya perlihatkan rencana saya untuk bikin barang2 kerajinan tangan seperti boneka, kaos, tas, dll untuk kemudian dijual online. Lalu Tyas bilang dia pengen bikin segala sesuatu yang berbau wayang. Lalu saya bikinkan contoh dengan menggunakan Photoshop untuk bikin desain kaos wayang, botol hiasan gambar wayang, dll. Dan Tyas juga ngadu ke saya kalo dia sebenarnya sering bikin komik wayang tapi sudah lama sekali dia tinggalkan hobinya ini. Saya liat hasil2 gambarnya. Tyas memang jago sekali melukis dan menggambar. Saya semangatin dia buat melanjutkan komiknya dan kalau bisa diupload di salah satu blog biar bisa dinikmati banyak orang. Lalu Tyas semangat sekali dan setuju mau usaha sama saya. Tapi berhubung saya ini tidak bekerja dan "hanya" seorang ibu rumah tangga, saya bilang sama Tyas buat tunggu saya ngumpulin modal dulu...Dia setuju.

Lalu kami pun dengan semangat merencanakan segala sesuatunya. Saya titip pesan sama Tyas buat bantuin saya nyari tempat bikin dan nyablon kaos serta tas. Dia bersedia.

Beberapa minggu kemudian...saya liat di Facebook nya bahwa dia sudah mulai bikin blog komik wayangnya. Dan saya senang karena ternyata banyak sekali yang mengunjungi blognya.

Tyas kelihatan bahagia sekali dengan komiknya. Saya ikut senang.

Tapi.. beberapa minggu setelah komiknya maju pesat, di wall Facebook nya saya liat dia bikin tas dan kaos wayang yang dijual di blognya.

Kok gue ditinggal ya?...gitu kata saya dalam hati.

Ya sudah lah... kasian juga kalo dia harus nunggu lama buat saya ngumpulin modal. Hanya saja, coba dari awal dia jujur kalo ternyata salah satu teman Ibunya adalah pengusaha percetakan dan sablon besar... Jadi ketika saya meminta dia untuk mencarikan tempat sablon, ternyata dia sudah punya... dan saya hanya memberikannya ide. Hehehhehehe....

Saya tetap senang akan keberhasilan blog nya.

Tapi, ternyata, blognya memiliki kekurangan yang kalo menurut saya amat significant.

Bahasanya kacau balau.

Seolah ingin terbaca intelek, tapi justru malah seperti anak SD yang nulis..bahkan anak SD pun bisa menulis jauh lebih baik dari Tyas.

Saya coba pelan2 kasih tau ke Tyas. Mulai dari penggunaan kata "aku" yang menurut saya kurang sopan.

Saya sendiri sebenarnya kalo menulis sering ngaco... contohnya ya itu tadi..kata "kalau" saya ganti dengan "kalo"..dan saya sebenarnya sering menulis pakai kata "gue" dan bukan "saya" hehhehe..ini ajah udah bolak balik ngapus... khkhkhhss... Tapi akhirnya itu menjadi ciri tulisan saya. Bahasa sehari hari dan slengek'an.

Sedangkan Tyas, tulisan2nya ingin baku, tapi kesannya ingin lucu juga... jadinya berantakan.

Saya coba kasih saran sama Tyas.

Ini kata2nya pada chatting YM kami

"Mbak, gue ya gue!!.. kalau gue merubah gaya tulisan gue, berarti loe meminta gue untuk menjadi orang lain! menurut gue, kata "aku" itu lebih akrab!.. kalau gue ganti dengan "saya", kesannya sombong... dan lagipula, gue kan emang lama di Australi... jadi bahasa Indonesia gue ya kurang.. orang2 pasti maklum.."

Lalu saya menyarankan pada Tyas untuk banyak banyak membaca buku2 dan tulisan2 orang lain di blog2 yang ada untuk belajar Bahasa Indonesia..dan berkata bahwa dulu juga saya nulis seperti dia..dan sekarang kalo saya baca2 lagi tulisan2 saya yang dulu saya bikin sewaktu seumuran Tyas, saya suka geli sendiri... hehhehehe...kacau balau semuanya. Dan..hehehhe..jujur saja, saya jauh lebih lama tinggal diluar negeri ketimbang Tyas yang hanya tinggal di Australia beberapa tahun saja.

Lalu, di status Facebook nya ada tulisan "why would i want to listen to you? i don't want to end up like you! i ain't goin' your way, sorry"--copy paste lagi... khkhkhkhss....

Lalu dia bikin komik wayang yang ini

http://watatita.wordpress.com/2011/01/10/mukaku-ada-satu-mengapa-mukamu-dua-tentang-kemunafikan/

Heheheheh...saya kebetulan senang memakai kaos raglan (kaos yang lengannya panjangnya 3/4 dan berwarna beda dari bagian badannya, seperti kaos baseball). Dan pada saat saya bilang bahwa Mas Bowo itu bajingan tengik, saya sedang memakai kaos raglan kesayangan saya yang berwarna putih hijau.

Persis seperti digambar blognya Tyas.

Jujur saja, saya pengen marah sekali sama Tyas.

Andai saja dia tau...saya melakukan ini semua untuk kebaikannya.

Tapi saya ga bisa jujur sama Tyas.. karena itu artinya saya harus membeberkan apa yang Mas Bowo katakan pada saya selama ini... dan Mas Bowo amat percaya pada saya. Lagipula, kalau Tyas tau yang sebenarnya, dia akan tambah sakit hati...dan ada kemungkinan dia makin yakin kalau saya berbohong lagi sama dia....

Disatu sisi, saya ingin dia sakit hati karena itu cara terbaik untuk dia belajar... tapi disatu sisi lainnya, saya ga tega...

Saya bingung... bagaimanakah caranya seseorang dapat menjadi teman yang baik bagi orang lain?...

Inilah yang tadinya menjadi missi saya dalam menggunakan Facebook. Saya ingin "menjaga" Tyas lewat sharingan saya di Facebook. Tapi ternyata malah saya yang dapat banyak sekali pesan tersirat... hehhehe..yang isinya sebagian besar adalah caci makian.

Judul blog saya diatas, saya dapat dari salah satu teman saya di Facebook... yang mengomentari status Facebook saya tadi pagi. Distatus itu saya mengatakan bahwa menjadi jujur itu baik, tetapi kadang, kejujuran dapat menjadi sebuah berita buruk bagi seseorang...lantas bagaimana?

Arti dari judul saya adalah "Jadi Jujur Sama Saja Membunuh, Atau Bohong Tapi Menghidupi" Ini adalah kata2 Pragota pada Baladewa dalam sebuah lakon wayang.

Yang artinya, apakah kita memilih untuk jujur tapi akan menyakiti atau bohong tapi terhindar dari celaka?

Mana yang kira2 sebaiknya saya pilih untuk mengatasi situasi saya dengan Tyas?.... Saya selalu mencoba untuk jujur sama Tyas ttg blognya, ttg kelakuannya yang tidak "wanita" ..tapi malah pada akhirnya, Tyas semakin membenci saya karena dia pikir saya mau mengatur hidupnya.

Hehehhe..jujur saja, percuma saya pakai nama samaran disini karena saya memberikan link komiknya Tyas.... hhehehe..tapi gapapalah...siapa tau Tyas iseng nyari digoogle dan menemukan blog Kompasiana saya ini...

Saya siap menanggung resiko atas kejujuran saya.... meski tidak saya lakukan secara langsung.

Saya hanya berharap, semoga akan ada orang yang berani menegur Tyas, dengan jauh lebih "galak" ketimbang saya.. agar dia mau menyadari kesalahan2nya. Selama ini, tidak ada satupun orang yang berani negur Tyas.. karena status sosialnya dan karena keningratannya. Bahkan para seniman Jawa senior yang semestinya mengajarkan Tyas bagaimana bersikap malah memuji muji Tyas, bahkan dalam kesalahannya sekalipun.

Seolah tidak ada yang keberatan ketika Tyas mengomentari para atlit Nasional kita sebagai orang2 yang bermental tempe... hehehhee... hanya saya saya yang berani komen distatusnya "masak orang Jawa menyalahkan tempe?" khkhkhks...Tapi giliran saya yang nulis "ngaco" dikit ttg apa2 yang berbau Jawa, para seniman tersebut sudah rebutan nyaut dikomen saya, memarahi dan membenarkan saya.... khkhkhkkss....

Puji Tuhan, banyak yang perduli sama saya.

Tapi kalo Tyas yang ngaco, kenapa pada takut ya?...aneh...

Pantas saja Tyas selalu berkata "mereka belum tau aku ini siapa!!" hehehhehehe...

Ya, kamu adalah Tyas...seseorang yang amat diberkati, namun tidak menyadarinya.

Waduh... blog saya panjang sekali....hehhehee...

Maaf... anak baru sudah bertingkah ni namanya.... hehhehe...

Matur sembah nuwun..

Tuhan memberkati

Dyan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun