Mohon tunggu...
Dyan Sinta Indriyani
Dyan Sinta Indriyani Mohon Tunggu... -

Pengungsi dari Facebook dan Multiply

Selanjutnya

Tutup

Catatan

"Jujur Mateni Apa Goroh Ning Nguripi"--Pragota

20 Januari 2011   05:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di note saya yang sebelumnya, saya menyinggung soal alasan kenapa saya gabung di Facebook....

Saya punya missi... sebuah missi yang sebenarnya akan menjadikan hidup saya lebih baik jika saya tidak memilih untuk melakukannya sama sekali... hehehhehee...

Saya punya seorang kawan yang umurnya 10 tahun dibawah saya. Sebut saja namanya Tyas.

Tyas datang dari keluarga kaya raya. Semua yang diimpikan oleh gadis seumurannya, dia punya. Mobil, supir, rumah mewah, barang2 bagus, uang, perhatian dari kedua orang tua, kebebasan, banyak teman dan prestasi.

Meskipun Tyas adalah seorang gadis yang menyenangkan dan pintar, tapi ada beberapa sifatnya yang membuat saya merasa sebagai teman yang lebih tua, harus selalu mengingatkannya agar dia tidak celaka.

Tyas memiliki kebiasaan ingin dianggap dewasa. Mulai dari penampilannya yang mirip ibu2 muda dengan 2 anak, rambut yang selalu rapi karena dia senang pergi ke salon dan merawat rambutnya, pakai make up tebal tebal (bahkan dia lebih memilih untuk bermake up ria ketimbang mandi), sepatu hak tinggi yang bisa bikin betis varises, dan gaya ngomongnya yang sering dibuat buat intelek, tapi tetap berkesan bodoh karena sering salah memilih kata.

Tyas datang dari keluarga kaya raya... ayahnya seorang pengusaha agrobisnis yang sukses. Dan keluarganya amat dekat dengan keluarga keraton Solo sehingga dia sekeluarga diberikan gelar yang tinggi menurut silsilah ningrat Solo.

Tyas dan ayahnya memiliki hobi yang sama, yaitu menari wayang orang.

Hampir dua bulan sekali mereka ke Solo untuk berlatih tari dengan dosen2 tari senior dari ISI. Dan karena mereka dekat dengan keluarga keraton Solo, maka semua orang sungkan pada mereka.

Tyas selalu membanggakan dirinya sebagai wanita Jawa tulen.... dan selalu mengikuti semua ritual2 yang diadakan keraton Solo..dari upacara2 adat, hingga ritual2 kejawennya.

Karena banyak yang sungkan dengan Tyas, jarang sekali ada yang berani menegurnya tiap dia salah atau bahkan memperbaiki kata2nya yang salah, sikap2nya yang kurang baik bahkan mengajarkannya bagaimana seharusnya memiliki etika, terutama etika Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun