Akibat bencana alam El Nino dan bencana perang dimaksud yang ketika telah mencapai puncak dari krisis pangan, pasti akan merambah ke dalam kondisi berupa krisis sosial. Khusus terhadap negeri ini yang sedang memasuki era tahun politik yang sedang menyongsong pesta demokrasi, yakni Pemilu 2024, mungkinkah akan kesampaian terlaksana? Dengan kata lain, apakah bayang-bayang krisis pangan yang memuncak, dan merambah ke dalam krisis sosial yang cenderung menjurus ke dalam kondisi instabilitas politik dan keamanan yang berujung pada chaos, dimungkinkankah dilaksanakannya sebuah Pemilu sebagai pesta demokrasi? Ataukah hal yang demikian itu justru bukan sebagai ancaman terhadap pelaksanaan pesta demokrasi sebagai rencana dan agenda nasional?
Akibat dari sebuah bencana alam global dan bencana perang global yang berimbas pada puncak krisis pangan yang meluas dan mendunia, tak akan bisa diprediksi dan dikalkuasi oleh perhitungan matematika siapapun manusia. Begitulah yang patut untuk dipahami dan disadari bersama.
Pertanyaannya, mengapa semua itu bisa terjadi? Jawabnya cukup sederhana, namun tak sesedarhana dalam mengantisipasi dan bersolusi manakala telah menyadari tentang apa sebenarnya akar masalahnya yang menjadikan semua itu bisa terjadi.
Artinya, bahwa bencana alam dan bencana perang (yang disebabkan oleh ulah keserakahan manusia yang berlomba-lomba dan bersaing dalam mengeksploitasi sumber daya alam secara membabi buta), adalah sebuah isyarat atau peringatan kepada kita manusia Indonesia, betapa kita dihadapkan pada terjadinya akibat yang begitu panjang tentang telah rusak parahnya sistem keseimbangan ciptaan Tuhan.
Sebab, alam semesta dengan segala isi yang terkandung di dalamnya, pada prinsipnya telah dirancang bangun oleh Sang Pencipta dalam sistem yang penuh dengan keseimbangan. Dan, sistem keseimbangan ciptaan Tuhan telah rusak parah akibat perlakuan manusia dalam memperlakukan alam semesta, termasuk dalam memperlakukam dirinya sendiri.
"Maha Suci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,"Â
"yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,"
"yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?"
"Kemudian ulangi pandanganmu sekali lagi dan sekali lagi, niscaya pandanganmu tanpa menemukan cacat dan ia pandanganmu dalam keadaan letih." (QS Al-Mulk 67: 1-4)
 "Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tapi supaya ada keseimbangan"
"Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan" (2 Korintus 8: 13-14)