Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

El Nino yang Mengancam Pesta Demokrasi 2024

21 September 2023   13:35 Diperbarui: 21 September 2023   17:32 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: cnbci.com

Akibat global dari badai El Nino dan dampak jangka panjang El Nino berpotensi menghadirkan bencana bagi pola cuaca, ekosistem, dan ekonomi di seluruh dunia, merentang dari negara maju hingga berkembang. Dampak El Nino dimaksud meliputi beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Anomali Cuaca

Fenomena ini akan melibatkan kekeringan, banjir, dan badai yang hebat. Dimana daerah yang biasanya basah bisa mengalami kekeringan berkepanjangan, sebaliknya daerah yang biasanya kering bisa terendam oleh hujan yang berlebihan.

  • Dampak pada Pertanian dan Panen

Perubahan dalam pola hujan dan suhu sangat memengaruhi pertanian, berujung pada gagal panen (puso) dan kelangkaan pangan. Hal ini bisa mengancam pangan, baik di tingkat lokal, regional, nasional dan global.

  • Ekosistem Laut

Ekosistem laut rentan terhadap dampak El Nino. Pemanasan laut bisa menyebabkan pemutihan karang yang meluas, merenggut trumbu karang yang penting. Di samping itu, perikanan juga terdampak dengan pergeseran distribusi dan kelimpahan ikan.

  • Dampak Sosial-Ekonomi

Dampaknya merambah ke aspek sosial-ekonomi yang besar dan sangat signifikan. Dimana kerusakan infrastruktur, penurunan produktivitas pertanian, dan lonjakan permintaan energi karena suhu ekstrem yang kesemuanya akan berakibat pada tekanan ekonomi dan keuangan yang pada prinsipnya keduanya memang bertalian erat.

Di sisi lain, dampak El Nino terhadap kesehatan manusia efeknya acapkali diasosiasikan  dengan perubahan pola cuaca dan ekosistem, namun dampaknya dapat meluas ke ranah kesehatan manusia. El Nino dapat memengaruhi wabah penyakit melalui perubahan kondisi iklim dan dinamika ekologi.

  • Penyakit yang Ditularkan Nyamuk

El Nino dapat memengaruhi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Perubahan suhu dan pola hujan menciptakan kondisi yang lebih cocok bagi perkembangbiakan nyamuk pembawa penyakit, seperti Malaria, Demam Berdarah (DB), dan virus Zika (merupakan sejenis virus dari keluarga flaviviridae dan genus flavivirus yang penyebarannya oleh nyamuk Aedes aegypti).

  • Banjir dan Penyakit yang Ditularkan Air

Curah hujan yang tinggi dan banjir bisa mencemari sumber air, menyebabkan penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air, seperti kolera dan tifus.

Terkait dengan ancaman yang serius terhadap soal "Krisis Pangan" sebagai dampak dari El Nino yang mendunia dan saking beratnya dirasakan apabila badai El Nino kali ini benar-benar berdurasi panjang dalam kategori sebagai "Episode El Nino", maka dipastikan bakal berimbas dan dirasakan berat pula bagi negeri ini. Sebab, fenomena El Nino yang nampak kian menggejala kali ini telah memberi isyarat, pertanda atau peringatan mengenai kemungkinan malapetaka (bencana) yang bakal terjadi. Yakni, mengoyak ketahanan pangan yang disebabkan oleh keterbatasan akan ketersediaan pangan.

Mengutip apa yang dikemukakan oleh BMKG dan telah dirilis oleh pelbagai media tanah air pada beberapa bulan sebelumnya (Juli 2023), bahwa El Nino memiliki dampak yang beragam dalam lingkup skala global. Sedangkan bagi Indonesia secara umum, dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.

Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, yakni negara dengan perekonomian bergantung atau ditopang oleh sektor pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia yang sekalipun memiliki sumber daya alam melimpah, faktanya dalam hal mencukupi ketersedian pangan (gandum dan beras) masih harus melakukan impor dari negara lain guna memenuhi kebutuhan domestik.

Namun, dengan adanya ancaman dari El Nino sebagai petaka baru yang mulai dirasakan dampaknya di pelbagai negara di dunia yang oleh PBB dinyatakan sebagai "Bumi Panas Mendidih" dalam batas waktu yang belum bisa dipastikan kapan berakhirnya di sepanjang tahun 2023 dan di tahun-tahun ke depan, maka krisis pangan, khususnya bagi negeri ini benar-benar sudah di depan mata.

Indikatornya adalah 19 negara yamg mulai lakukan penyetopan ekspor pangan (Pidato Jokowi, Dies Natalis IPB ke-60, 15/9/2023, kompas.com), lonjakan harga beras, serta keputusan dari banyak negara Asia yang mulai memberlakukan pembatasan ekspor pangan (yang terbaru, India) demi lebih memfokuskan dalam memikirkan dan dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya sendiri.

Dan, patut disadari bersama bahwa sektor pangan dengan segala ketahanan pangannya adalah variabel yang paling fundamental dalan tatanan kehidupan bangsa manapun di muka bumi. Betapa tidak, karena pangan merupakan kebutuhan primer bagi jutaan jiwa penduduk yang ada di dunia, dan dari asupan panganlah mereka mampu mempertahankan hidup. Ketika berbicara masalah pangan tentunya tidak terlepas dari sektor pertanian yang merupakan kebutuhan primer umat manusia di dunia.

Maka tidaklah heran apabila persoalan pangan mencuat menjadi persoalan yang harus dicarikan solusinya. Lebih-lebih ketika pangan telah mengalalami ancaman berupa krisisis pangan yang telah menjalar ke beberapa negara di dunia. 

Sistem Informasi Pasar Pertanian Monitor Pasar Edisi September 2023, menyoroti perkembangan terkini di pasar komoditas pertanian, yang didominasi oleh pembatasan ekspor beras oleh India dan perang yang sedang berlangsung di Ukraina. Harga gandum terus menghadapi tekanan dari melimpahnya ekspor Laut Hitam sebelum berakhirnya perjanjian tersebut, dan berakhirnya "Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam" serta serangan Rusia terhadap fasilitas ekspor Ukraina telah meningkatkan ketidakstabilan pasar, meskipun prospek produksi kedelai dan jagung global tahun ini positif, dengan beberapa stok diperkirakan akan pulih meskipun kondisi kering di Argentina, sebagian Eropa, dan Amerika Utara. India mengumumkan larangan ekspor beras putih non-Basmati pada tanggal 20 Juli 2023, dan pembatasan lebih lanjut terhadap ekspor beras Basmati pada tanggal 27 Agustus 2023, sehingga menyebabkan gangguan dan lonjakan harga di pasar beras.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menjelaskan berbagai dampak regional dari fenomena El Nino. Di Afrika Timur, curah hujan di atas rata-rata yang disebabkan oleh El Nino memberikan dampak yang beragam. Meskipun hal ini dapat membantu pemulihan kondisi kekeringan yang sedang berlangsung dan meningkatkan  produksi tanaman dan ternak, hal ini juga menimbulkan risiko curah hujan tinggi, banjir, dan tanah longsor, khususnya di wilayah seperti Ethiopia bagian timur, Kenya, Somalia, dan Uganda bagian selatan. Di Asia dan Pasifik, dampak El El Nino berbeda-beda di seluruh wilayah, sehingga berdampak pada pertanian dan ketahanan pangan dengan cara yang berbeda-beda. Negara-negara Asia Tenggara mengantisipasi kerugian akibat kekeringan pada tanaman serealia, kacang-kacangan, dan tanaman komersial utama, serta ancaman terhadap sektor akuakultur akibat intrusi air asin. Kematian ternak diperkirakan disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi dan kelangkaan air. Di Amerika Latin dan Karibia, dampak El Nino meliputi penundaan penanaman, hilangnya panen,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun