Sebagaimana yang telah disinggung di muka bahwa badai El Nino pada gilirannya akan berdampak pada ancaman krisis pangan global, tak terkecuali terhadap negeri ini sebagai rangkaian yang mengiringi imbas global dan tak terelakkan. Pelbagai negara di dunia bakal merasakan dan mulai merasakan dampak dari El Nino dalam kurun dasa warsa terakhir ini. Indikator dari dampak Elnino yang mengancam ketahanan pangan yang berujung pada krisis pangan dapat dicermati dari lonjakan harga pangan, khususnya padi/beras di negeri ini dalam kurun terakhir tahun 2023 ini.
Beras merupakan makanan vital bagi penduduk dunia. Hampir 20% kalori yang dikonsumsi oleh separuh dunia berasal dari biji-bjian, sebagaimana menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO). Hal ini menjadi lebih relevan di Asia karena benua ini mengonsumsi sekitar 85% dari total produksi menurut FAO. Dan, Indonesia adalah pengonsumsi beras per kapita sebesar 184.64 (kg/tahun) menurut data dari FAO.
Maka tidaklah mengherankan bila lonjakan harga beras, yang tertinggi sejak 2008 telah memicu peringatan di seluruh dunia hingga mengkhawatirkan kecenderungan terjadinya krisis pangan di Asia.
Kondisi tersebut kian diperburuk ketika negara eksportir beras terbesar kedua dan ketiga di dunia setelah India, yakni Thailand dan Vietnam, tidak memiliki stok beras pada saat ini dan di masa mendatang yang sebagian disebabkan oleh dampak El Nino dalam membantu mengisi kesenjangan yang ditinggalkan oleh India.
Kondisi cuaca buruk, termasuk curah hujan yang tak konsisten dan kekeringan, berdampak pada tanaman di seluruh dunia, membatasi pasokan dan menaikkan harga. Ini merupakan pukulan bagi Asia yang menyumbang 90% produksi beras dunia sebagaimana data menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA). Â Â
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, harga beras hingga pekan kedua bulan September 2023, masih melanjutkan tren kenaikan yang semakin meningkat. Selain itu, jumlah wilayah RI yang mengalami kenaikan harga beras juga semakin meluas.
Disebutkan, ada kecenderungan peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras di pekan pertama bulan September 2023. Hal itu disampaikan Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 yang ditayangkan di kanal Youtube Kemendagri, Senin (18/9/2023).
"Ini bisa kita lihat pada minggu kedua September ini harga beras rata-rata berkisar Rp13.221 per kg. Kecenderungan kenaikan harga beras ini terjadi di kabupaten/kota," katanya.
"Jumlah kabupaten/ kota yang mengalami peningkatan kenaikan harga beras lebih banyak jika dibandingkan minggu sebelumnya. Pada minggu pertama kenaikan harga beras terjadi di 300 kabupaten/ kota, sementara di minggu kedua terjadi di 341 kabupaten/ kota," paparnya.
Menurut Pudji, setelah mengalami inflasi dan memberi andil signifikan pada Agustus tahun lalu, harga beras kembali meningkat dalam 2 minggu pertama September ini.
"Ini yang perlu kita waspadai bersama bahwa kenaikan harga beras masih terus berlanjut di 2 minggu pertama bulan September 2023 ini," kata Pudji.