Setelah invasi Rusia ke Ukraina, kebijakan terkait perdagangan yang diberlakukan oleh pelbagai negara meningkat. Krisis pangan global sebagian diperburuk dengan semakin banyaknya pembatasan perdagangan pangan yang diberlakukan oleh negara-negara dengan tujuan meningkatkan pasokan dalam negeri dan menurunkan harga. Per 11 September 2023, 19 negara telah menerapkan 27 larangan ekspor pangan, dan 7 negara telah menerapkan 12 tindakan pembatasan ekspor.
Gambaran Kondisi El Nino Saat IniÂ
Para ilmuwan memperkirakan tahun 2023 dapat menjadi awal dari pola iklim El Nino yang kuat. Apa dampaknya bagi kehidupan kita?
Selama beberapa bulan mendatang, air hangat dalam jumlah besar akan mengalir perlahan melintasi Samudra Pasifik ke arah Amerika Selatan. Hal itu akan memicu dimulainya fenomena iklim yang akan membawa perubahan pola cuaca yang dramatis di seluruh dunia.
Para ilmuwan di bidang iklim memperingatkan bahwa saat ini ada kemungkinan 90% dari pola cuaca El Nino yang bertahan hingga akhir tahun ini dan bulan-bulan pertama 2024. Dan, mereka meperingatkan El Nino bisa menguat. Jika itu yang terjadi, maka dampaknya bisa signifikan.
Para ilmuwan juga memperingatkan bahwa dengan meningkatnya emisi dan El Nino yang kuat, ada kemungkinan 66% dunia akan menembus batas kenaikan suhu global 1,5 derajat Celsius, setidak-tidaknya dalam periode satu tahun dari sekarang sampai dengan 2027.
Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh para peneliti di Dartmouth College, Hanover, New Hampshire, memperkirakan bahwa El Nino yang dimulai pada 2023 dapat merugikan ekonomi global sebanyak $3,4tn (senilai Rp50.876 triliun) selama lima tahun berikutnya.
Mereka mengatakan bahwa setelah dua peristiwa El Nino yang sangat kuat sebelumnya, pada tahun 1982-1983 dan 1997-1998, produk domestik bruto (PDB) AS 3% lebih rendah setengah dekade kemudian daripada yang seharusnya.
Jika peristiwa sebesar itu terjadi hari ini, mereka menghitung ekonomi AS akan terdampak sebesar $699 miliar (senilai Rp10.459 triliun).
Perlu dicatat bahwa negara tropis pesisir, seperti Peru dan Indonesia, bagaimanapun, mengalami penurunan PDB sebesar 10% setelah peristiwa El Nino yang sama, kata para peneliti.
Menurut para ilmuwan di Amerika Serikat yang telah mengonfirmasi bahwa El Nino telah dimulai di Samudra Pasifik, dan kemungkinan besar akan membuat bumi yang sudah menghangat akibat perubahan iklim menjadi semakin panas. Para pakar itu mengatakan peristiwa ini akan menjadikan 2024 sebagai tahun terpanas di dunia. Mereka khawatir ini akan mendorong dunia melewati ambang batas pemanasan global 1,5C. Ini juga akan memengaruhi cuaca dunia, berpotensi mengakibatkan kekeringan ke Australia, hujan deras di AS selatan, dan melemahkan musim hujan di India.
Sementara itu, Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, para peneliti juga sudah mulai mendeteksi tanda-tanda El Nino yang mereka sebut berpotensi memicu kekeringan serta meningkatkan kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).