El Nino, fenomena iklim yang mengemuka di tengah-tengah perbincangan masyarakat yang mendunia dewasa ini, merupakan akibat dari interaksi kompleks antara laut dan atmosfer yang membawa konsekuensi luas bagi pola cuaca, ekosistem, dan perekonomian.
Secara harfiah, dalam bahasa Spanyol, El Nino bermakna "anak laki-laki" yang merujuk pada pemanasan periodik suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik. Dimana yang demikian itu adalah bagian integral dari siklus iklim yang dikenal sebagai El Nino-Southern Oscillation (ENSO).
ENSO itu sendiri secara rinci adalah siklus suhu permukaan laut (sea surface temperature, SST) hangat dan dingin dari Samudra Pasifik tropis tengah dan timur. El Nino selalu disertai dengan tekanan udara tinggi di Pasifik barat dan tekanan udara rendah di Pasifik timur.
Fase El Nino diketahui terjadi hampir empat tahun, namun, catatan menunjukkan bahwa siklus tersebut telah berlangsung antara dua dan tujuh tahun. Selama pengembangan El Nino, curah hujan berkembang antara September-November. Fase dingin ENSO yang berkebalikan dengan El Nino sehingga dinamakan La Nina yang dalam bahasa Spanyol artinya adalah "Si Gadis", dengan SST di Pasifik timur di bawah rata-rata, dan tekanan udara tinggi di Pasifik timur dan rendah di Pasifik barat. Siklus ENSO, termasuk El Nino dan La Nina, menyebabkan perubahan suhu dan curah hujan global.
El Nino, Fenomena Biasa dan Sudah Seringkali Terjadi
El Nino sebagai fenomena pasti alam sebenarnya merupakan hal yang biasa dan sudah sering terjadi di sepanjang sejarah kehidupan manusia yang secara umum berlingkup di alam semesta.
Diperkirakan, peristiwa El Nino setidak-tidaknya telah terjadi 30 peristiwa sejak tahun 1900, yakni pada tahun 1982-1983, 1997-1998, dan 2014-2016, termasuk yang terkuat yang pernah tercatat. Sedangkan sejak tahun 2000, peristiwa El Nino telah diamati pada tahun 2002-2003, 2004-2005, 2006-2007, 2009-2010, 2014-2016, 2018-2019, dan mulai tahun 2023 sebagai yang terkini.
Peristiwa besar ENSO tercatat pada tahun 1790-1793, 1828, 1876-1878, 1891, 1925-1926, 1972-1973, 1982-1983, 1997-1998, dan 2014-16.
Biasanya, anomali ini terjadi dalam interval tidak teratur antara dua hingga tujuh tahun, dan berlangsung selama sembilan bulan hingga dua tahun. Rata-rata lamanya periode adalah lima tahun. Bila pemanasan ini terjadi selama tujuh sampai sembilan bulan, maka diklasifikasikan sebagai "kondisi" El Nino, dan bila durasinya lebih lama, maka diklasifikasikan sebagai "episode" El Nino.
Selama episode El Nino yang kuat, puncak sekunder suhu permukaan laut di bagian timur jauh Samudera Pasifik khatulistiwa terkadang mengikuti puncak awal.