Istrinya memegang kening kepalanya. Dengan sesak ia bernafas seakan ia mau sekarat.
"Kamu bohong! Aku tau kamu pun sudah mendapat gaji. Teman-temanmu semua sudah dapat mas!"
"Oh? Sampai situ kau curiga padaku?? Sampai kau menanyakan kepada temanku??"
"Iya! Karena aku rasa kamu menyembunyikan sesuatu dariku!"Â
"Jadi inilah sumber curigamu menudingku yang tidak-tidak? Kau lebih percaya orang daripada aku ... Suamimu? Hah ... Entah masih adakah derajat itu untukku..." Ucapnya kecewa.
"Apa yang kau ucap mas? Kamu tetap suamiku dan hal itu yang membuatku mempertanyakan ini semua"Â
Tak kuat lagi ia menahan emosi, sang suami memilih mengambil tasnya dan keluar dari rumah untuk mendinginkan kepala. Sementara istrinya berteriak memanggil namanya. Dengan penuh marah, sedikit menahan perginya karena ia merasa kesal ditinggal tanpa penjelasan dari masalah ini.Â
Begitulah yang terjadi dalam rumah tangganya. Semua pertengkaran ini dimulai sejak pernikahan mereka berumur 10 tahun. Dan kian memburuk setelah kedua putri mereka berkuliah dan jarang di rumah. Selain tidak ada yang membuat mereka harus menahan diri karena takut putrinya tersakiti, kini pengeluaran mulai membengkak karena biaya kuliah.Â
Alin hanya menangis di sofa ruang tengah dengan seluruh pikiran negatifnya. Kenapa suaminya sampai berbohong kepadanya. Adakah ia berjudi di luar sana? Atau terlilit hutang, atau parahnya ia memiliki perempuan lain yang lebih cantik dari dirinya telah merebut perasaan suaminya, sehingga hanya emosi dan dendam yang tersisa. Sakit rasa hatinya memikirkan semua itu. Alin dulu sangat mencintai Hamzah karena ketaatannya kepada Allah, sekarang dengan segala asumsi dalam pikirannya ia merasa telah salah menilai orang.Â
Di sisi lain, Hamzah termenung di sebuah warung kopi milik temannya sambil menghisap rokok. Ia tak percaya bahwa sekarang ia dituduh berjudi dan berselingkuh hanya karena gajinya tak diberikan pada istrinya. Memang baru tahun ini ia tak memberi gaji pada istrinya, tahun-tahun sebelumnya ia selalu memberi walau jumlahnya kecil.Â
"Zah ada apa lagi kau?" Ucap kawannya menghampirinya setelah mengubah tulisan open menjadi close pada kaca warungnya.