“Silakan diminum, Pak. Maaf hanya segelas air putih yang kami miliki.”
“Oh, terima kasih .. tidak usah repot-repot, Nak Eli. Ibumu mana?”
“Ada di dalam, Pak. Sebentar saya panggilkan.”
Ibu keluar dari balik gorden lusuh yang menjadi pembatas ruangan tamu dengan ruang tengah. Hari itu ibu kurang enak badan, sehingga tidak berjualan.
Sekilas saja Pak Novanto sudah bisa mengambil kesimpulan bagaimana kehidupan Eli dan ibunya.
“Perkenalkan Bu, saya Pak Novanto, ayah Anita. Maksud kedatangan saya
kemari, karena ada 2 hal penting yang ingin saya sampaikan kepada ibu.”
“Apa itu pak? Apakah anak saya telah menyusahkan Bapak?” tanya ibu khawatir. Pak Novanto tersenyum.
“Tidak bu, sama sekali tidak! Justru putri ibu ini adalah gadis berhati mulia
yang telah menyelamatkan nyawa anak kami satu-satunya.”
Ibu melongo. Kemudian Pak Novanto bercerita sekilas tentang kecelakaan tunggal yang dialami oleh Anita.