Betapa gembiranya mereka, terlebih mama dan papa Anita. Mereka memeluk anak kesayangannya bergantian. Perlahan ingatan Anita kembali pulih. Dia ingat ketika itu dia agak ngebut, tiba-tiba motornya terpeleset dan.....
“Ma, siapa telah yang menolongku?”
Anita baru menyadari bahwa seseorang telah menolongnya pada saat yang tepat. Jika tidak, mungkin nyawanya tidak akan terselamatkan lagi.
“Dia yang telah menyelamatkanmu, sayang.”
Mama menengok ke arah Eli. Dipeluknya Eli dengan hangat, “Terima kasih banyak, Nak.”
“E..e..Eli?!” ucapnya hampir tak percaya. Anita terkejut. Wajahnya menjadi semakin pias. Betapa tidak, seseorang yang dibenci setengah mati itu justru menjadi dewi penolongnya.
“Ya, Anita...saya Eli,” jawab Eli disertai senyum yang tulus.
“Jadi kamu yang telah menolongku?”
“Hmmm...Allah yang telah menolongmu. Aku cuma kebetulan saja berada di tempat kejadian,” ujar Eli merendah.
“Tapi El, kenapa kau sudi menolongku, padahal aku sudah jahat sama kamu”
“Ah, jangan kau pikirkan itu. Kita teman, bukan? Jadi sudah jadi kewajibanku