"tuanku...saya bekas ahli perniagaan. Saya telah bangkrut, saya dibebani dengan hutang. Saya sering berdoa kepada Allah setiap malam sebelum tidur wahai tuanku," ucap Veysel.
"wahai anak, tuanku bertanya darimana asalnya dia berhutang kepadamu?'' sanggah Pasha kepada laki-laki tersebut.
"seperti yang saya sebutkan saya selalu berdoa kepada Allah setiap malam sebelum tidur. Semalam saya bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam," ucap lelaki tersebut.
"Shollallahu Alaihi Wa Sallam," ucap Sultan dengan penuh ta'dhim memegang dada atas apa yang telah lelaki tersebut katakan.
"baginda nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam berkata kepadaku, beritahu hamidku., bahwa dia selalu berdoa dan bershalawat setiap malam. Dan dia telah lupa melukakannya semalam. Pergi dan minta apa yang engkau perlukan darinya." tegas Veysel kepada sang Sultan.
Sang sultan pun lantas berdiri atas pernyataan yang telah dikatakan Veysel.
"apa yang baginda Nabi katakan, apa yang baginda Nabi katakan?" tanya Sultan kepada Veysel dengan wajah haru.
"...Hamid kami...'' belum sempat Veysel meneruskan perkatannya, Sultan lebih dahulu mengangkat tangannya seraya mengambil kantong uang yang berada dalam laci untuk diserahkannya kepada Veysel.
"ambillah anakku, teruskan sekali lagi apa yang baginda Nabi katakan?" ujar Sultan.
"...Hamid kami..." ucap Veysel yang tidak dapat melanjutkan perkataannya lantaran sudah dihentikan oleh Sultan sembari memberikan sekantong uang kepada Veysel. Hal itu terulang sampai empat kali, dan di setiap Veysel akan melanjutkan perkataanya sudah dihentikan lebih dahulu oleh Sultan.
"anakku, apa kau sudah mengambil dengan cukup?" tanya Pasha, saat Veysel sudah menerima kantong keempat.