Mohon tunggu...
Dwi Rachma Aulia
Dwi Rachma Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN SUNAN AMPEL

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sultan Abdul Hamid II dan Kecintaannya terhadap Rasulullah

5 Januari 2023   19:37 Diperbarui: 5 Januari 2023   19:50 4997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sultan Abdul Hamid II merupakan Sultan ke-34 Dinasti Utsmaniyyah atau lebih popular disebut dengan Ottoman Empire yang bergelar kerajaan Islam terbesar berkuasa sekitar abad-13 hingga awal abad-20 yang menetap di Istanbul Turki. Nama lengkap Sultan Abdul Hamid II adalah Abdul Hamid bin Abdul Majid bin Mahmud bin Abdul Hamid bin Ahmad. 

Ayahnya bernama Sultan Abdul Majid yang merupakan Sultan ke-31 dan ibunya bernama Tir-I Mujgan Kadin Efendi. Ibunya meninggal saat Sultan Abdul Hamid II masih berusia tujuh tahun, kemudian diasuh oleh ibu tirinya yang bernama Pristu Kadin.

Sultan Abdul Hamid II menjadi Khalifah pada usia 34 tahun setelah menggantikan pamannya yakni Abdul Aziz, yang bergelar Murad VI pada tahun 1876 M. Sejak kecil, Sultan Hamid II dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan peduli terhadap sesame. meskipun, saat kecil Sultan Abdul Hamid dianggap sebagai anak yang lemah dan mudah jatuh sakit oleh kebanyakan masyarakat. 

Kemudian stigma masyarakat lambat laun berubah saat Sultan Hamid mampu menguasai berbagai macam bahasa, membuat syair, dan menekuni berbagai ilmu pengetahuan. Sehingga, Sultan Abdul Hamid II sudah diyakini oleh masyarakat akan menjadi penerus Dinasti Utsmaniyyah.

Sultan Abdul Hamid II dalam Wikipedia dijelaskan bahwa beliau merupakan sosok yang sangat religius. Putrinya yang bernama Ayse Sultan menggambarkan bahwa ayahnya rutin pergi ke Masjid Suleymaniye untuk melaksanakan salat lima waktu dan membaca Al-Qur'an. Ayse Sultan juga berkata, "Ayahku ingin semua orang pergi ke masjid". 

Ada satu kisah Sultan Abdul Hamid II yang sangat popular dan sudah ditayangkan di stasiun televisi Turki Nasional. Kisah beliau saat ditemui pedagang yang mengaku mempunyai hutang dan bermimpi bertemu Nabi Muhammad Saw., yang dimuat dalam buku catatan harian sultan ke-34 Ottoman Empire.

Setiap Jumat, Sultan Abdul Hamid II akan dibacakan surat yang berisi berbagai keluhan masyarakat. Tahsin Pasha, adalah orang yang paling dipercaya oleh sultan untuk membacakan setiap surat yang masuk ke Istana Yildiz di Konstantinopel atau Istanbul.

"Hunkarim, berikut sejumlah isi surat berupa keinginan yang disampaikan oleh rakyat kita saat malam Jumat," ucap Tahsin sambil membuka beberapa lembaran surat.

Setelah beberapa surat telah terbaca, Tahsin Pasha menggeleng-geleng kepala. Karena kaget, sontak dirinya melewati surat yang dipegangnya tersebut.

"kenapa kau tidak membacanya, Pasha?" tanya sang Sultan.

"aku malu, wahai tuanku," ucap Pasha.

"kenapa?" kata Sultan.

"Hunkarim, ada seorang lelaki yang mengaku bahwa Anda telah berhutang kepadanya. Kami sudah memanggilnya ke Istana, kami memberinya uang, namun ia tetap saja tidak mau pergi," ucap Pasha seolah ingin mengabaikan hal tersebut.

"dimana dia?" tanya sang Sultan.

"disini, wahai tuanku," ujar Pasha.

"suruh dia untuk masuk!" ucap Sultan.

"ya, mengikuti arahan tuanku, suruh Veysel masuk ke dalam," ujar Pasha sembari memanggil penjaga Istana untuk memanggil Veysel agar masuk ke ruangan Sultan.

Setiba di dalam ruangan kerja sang Sultan, Sultan pun mempertanyakan apa maksud kedatangan Veysel ke Istana.

"tolong beritahu kami, apa masalah Anda?" tanya sultan.

"wahai tuanku, Engkau berhutang duit kepadaku wahai tuanku," ucap Veysel.

"bagaimana boleh aku berhutang duit darimu, wahai anak?" jawab sultan.

"tuanku...saya bekas ahli perniagaan. Saya telah bangkrut, saya dibebani dengan hutang. Saya sering berdoa kepada Allah setiap malam sebelum tidur wahai tuanku," ucap Veysel.

"wahai anak, tuanku bertanya darimana asalnya dia berhutang kepadamu?'' sanggah Pasha kepada laki-laki tersebut.

"seperti yang saya sebutkan saya selalu berdoa kepada Allah setiap malam sebelum tidur. Semalam saya bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Shollallahu Alaihi Wa Sallam," ucap lelaki tersebut.

"Shollallahu Alaihi Wa Sallam," ucap Sultan dengan penuh ta'dhim memegang dada atas apa yang telah lelaki tersebut katakan.

"baginda nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam berkata kepadaku, beritahu hamidku., bahwa dia selalu berdoa dan bershalawat setiap malam. Dan dia telah lupa melukakannya semalam. Pergi dan minta apa yang engkau perlukan darinya." tegas Veysel kepada sang Sultan.

Sang sultan pun lantas berdiri atas pernyataan yang telah dikatakan Veysel.

"apa yang baginda Nabi katakan, apa yang baginda Nabi katakan?" tanya Sultan kepada Veysel dengan wajah haru.

"...Hamid kami...'' belum sempat Veysel meneruskan perkatannya, Sultan lebih dahulu mengangkat tangannya seraya mengambil kantong uang yang berada dalam laci untuk diserahkannya kepada Veysel.

"ambillah anakku, teruskan sekali lagi apa yang baginda Nabi katakan?" ujar Sultan.

"...Hamid kami..." ucap Veysel yang tidak dapat melanjutkan perkataannya lantaran sudah dihentikan oleh Sultan sembari memberikan sekantong uang kepada Veysel. Hal itu terulang sampai empat kali, dan di setiap Veysel akan melanjutkan perkataanya sudah dihentikan lebih dahulu oleh Sultan.

"anakku, apa kau sudah mengambil dengan cukup?" tanya Pasha, saat Veysel sudah menerima kantong keempat.

"ya cukup Pasha, aku akan segera uruskan hutang-hutangku," ucap Veysel dengan wajah bergembira.

"selamat tinggal" ucap Sultan dengan menundukkan kepala.

"tuanku, aku takut dia akan mengambil semuanya darimu" tegas Pasha

"apa yang kau katakan, Pasha? Aku bersumpah demi Allah, andai dia meminta seluruh hartaku dan kerajaanku, aku pasti memberikan kepadanya. Aku bekerja semalaman, Pasha. Aku tertidur di atas mejaku dan terlupa membaca shalawat. Aku melakukan kesalahan, semoga Allah mengampuniku," Sultan pun menundukkan kepalanya dengan penyesalan di dalam dada.

Itulah salah satu cerita dalam buku catatan harian sultan ke-34 Ottoman Empire. Sultan Hamid II juga seorang yang paling melawan dan akan mempertaruhkan segala harta, jiwa dan raga saat ada orang yang menghina merendahkan atau melecehkan Nabi Muhammad Saw. seperti saat Prancis yang akan menggelar teater Nabi Muhammad. Kecintaan Sultan Hamid II kepada Baginda Nabi Muhammad melebihi harta, tahta, bahkan melebihi rasa cintanya kepada dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun