Proses yang terakhir adalah Conflict Alternatif (alternatif konflik). Ini terjadi ketika konflik terselesaikan, tetapi tetap ada perasaan yang tertinggal. Terkadang ada perasaan lega dan harmoni yang akan terjadi, seperti ketika kebijaksanaan baru yang dihasilkan dapat menjernihkan persoalan di antara para pihak. Tetapi jika yang tertinggal adalah perasaan tidak enak dan ketidakpuasan, hal ini dapat menjadi kondisi potensial untuk konflik yang selanjutnya. Pertanyaan kunci adalah apakah pihak-pihak yang terlibat semakin dapat bekerjasama, atau malah semakin jauh akibat terjadinya konflik.
Strategi dalam Menangani dan Menyelesaikan Konflik
Strategi yang pertama adalah dengan menghindar. Menghindari konflik dapat dilakukan jika masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Contohnya ialah seorang karyawan yang mengajukan cuti kepada atasannya namun atasan memutuskan untuk tidak memberikan cuti dikarenakan mendekati akhir bulan dimana banyak pekerjaan dan deadline yang belum selesai. Sehingga karyawan menerima keputusan tersebut dan tidak membahas atau mengajukan lagi.
Strategi kedua yang dapat dilakukan adalah dengan mengakomodasi. Mengakomodasi berarti memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Contohnya ialah seorang pegawai bank yang junior masuk selama 2 minggu berturut-turut di weekend banking menggantikan jadwal pegawai senior yang seharusnya masuk dikarenakan merupakan permintaan dari atasan secara langsung.
Strategi selanjutnya adalah memecahkan masalah atau kolaborasi. Pemecahan masalah dilakukan dengan hasil sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama. Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya. Contohnya ialah seorang karyawan yang mengajukan cuti tetapi atasan menolak dikarenakan masih banyak deadline yang belum selesai. Namun, karyawan bersitegas untuk tetap mengambil cuti karena urusan keluarga. Sehingga kedua pihak mencari solusinya dengan mengundur cuti hingga deadline selesai. Karyawan bisa cuti dan keinginan atasan untuk menyelesaikan pekerjaan juga tercapai pada akhirnya.
Strategi yang terakhir adalah kompromi atau negosiasi. Dalam strategi ini, masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak. Contohnya ialah seorang karyawan yang mengajukan cuti tetapi atasan menolak dikarenakan masih banyak deadline yang belum selesai. Namun, karyawan bersitegas untuk tetap mengambil cuti sehingga atasan mengajukan syarat dalam pemberian cuti yaitu cuti tidak terlalu lama dan mengambil lembur untuk menyelesaikan pekerjaan sebelum tanggal cuti dimulai.
Negosiasi sebagai Salah Satu Strategi Menangani Konflik
Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam menangani konflik adalah negosiasi. Negosiasi dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan di antara dua belah pihak. Dengan melakukan negosiasi, diharapkan dapat dihasilkan jalan keluar ataupun kesepakatan terhadap konflik yang tengah dihadapi oleh dua belah pihak.
Dalam praktek bernegosiasi bisnis, proses komunikasi dimulai sejak kontak pertama jauh sebelum proses negosiasi dilakukan. Dapat dikatakan bahwa negosiasi merupakan hasil dari proses komunikasi yang semakin intensif. Perancangan atau niatan untuk melakukan negosiasi antara dua pihak merupakan indikasi sudah sampai atau diterimanya gagasan dari pihak pertama ke pihak kedua dan sebaliknya.
Negosiasi pada dasarnya adalah proses komunikasi, dimana di dalamnya ada penyampaian gagasan, penyampaian persepsi atas gagasan, persuasi dan kesepakatan. Masing-masing pihak yang bernegosiasi merupakan komunikator yang secara aktif mengkomunikasikan gagasan tentang alternatif yang mungkin disepakati bersama dengan sejumlah argumentasi yang mendukung. Negosiasi dapat terjadi kapan dan dimana saja, misalnya dalam dunia politik, dalam organisasi, bahkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Negosiasi dalam dunia politik misalnya pertukaran tenaga kerja asing dengan tenaga kerja Indonesia dengan ketentuan hukum yang berlaku, negosiasi dalam bidang ekspor-impor sumber daya alam antara Indonesia dengan negara lain, dan negosiasi menjelang pilkada antara calon-calon dengan pengurus partai di dalam suatu partai yang diajukan.