Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa teknik homeroom memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan karakter religius siswa. Dengan pendekatan yang sistematis dan terencana, diharapkan bahwa pendidikan karakter religius di sekolah dapat dilaksanakan dengan lebih efektif. Hasil penelitian ini juga memberikan rekomendasi bagi pendidik dan pengelola sekolah untuk menerapkan teknik homeroom sebagai strategi pengembangan karakter yang lebih holistik, mengingat pentingnya membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak dan moral yang baik.
Â
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik homeroom efektif dalam meningkatkan karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis, terdapat peningkatan yang signifikan dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai religius di kalangan siswa, yang tercermin dari kenaikan nilai rata-rata pre-test dari 28,6 menjadi 36,3 setelah intervensi. Teknik homeroom, yang meliputi diskusi tematik, doa bersama, dan refleksi, berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan moral siswa. Interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa juga berperan penting dalam membantu siswa menginternalisasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ada tantangan dalam menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan akrab, secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti kuat tentang pentingnya pendekatan yang lebih personal dalam pendidikan karakter religius.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran dapat diberikan untuk meningkatkan efektivitas teknik homeroom dalam pendidikan karakter religius di sekolah. Pertama, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih mendukung dan akrab dalam setiap sesi homeroom. Pendekatan yang lebih lembut dan inklusif dapat mendorong partisipasi aktif siswa, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi pengalaman dan pandangan.
Kedua, perlu dilakukan pelatihan bagi guru dalam menerapkan teknik homeroom secara efektif. Pelatihan ini dapat mencakup strategi dalam memfasilitasi diskusi dan mengelola dinamika kelompok, agar siswa merasa dihargai dan didengar. Selain itu, pengembangan materi ajar yang relevan dan menarik juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap topik-topik yang dibahas.
Ketiga, sekolah sebaiknya mengintegrasikan teknik homeroom ke dalam kurikulum secara berkelanjutan. Dengan menjadikan sesi homeroom sebagai bagian rutin dari proses pembelajaran, diharapkan nilai-nilai religius dapat lebih terinternalisasi dalam perilaku sehari-hari siswa. Akhirnya, evaluasi berkala terhadap program homeroom perlu dilakukan untuk menilai efektivitasnya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan demi peningkatan yang berkelanjutan dalam pendidikan karakter religius di sekolah.
.
Â
DAFTAR RUJUKAN