UPAYA MENINGKATKAN SIKAP RELIGIUS SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE HOMEROOM
Dwi Heni Setya Wahyuni1, Mufied Fauziah2, Feri Dwi Pertiwi3
Universitas Ahmad Dahlan1
SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta2
dwiheniwahyuni@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to improve the religious attitudes of 9th grade students at SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta through the homeroom technique. The background of this study is the challenges in strengthening religious character faced by students, based on observations that show that their religious knowledge and practices are still not optimal. The method used is counseling guidance action research with two cycles, each consisting of two meetings. Initial assessments were carried out through surveys, interviews, and discussions, followed by group guidance using the homeroom technique which includes thematic discussions, joint prayers, and reflections. The results showed a significant increase in students' religious character, measured by an average pre-test score of 28.6 which increased to 36.3 in the second cycle post-test. These findings indicate that the homeroom technique is effective in improving students' religious character.
Keywords
Group guidance, religious attitude, homeroom
Â
Â
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sikap religius siswa kelas 9 di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta melalui teknik homeroom. Latar belakang penelitian ini adalah tantangan dalam penguatan karakter religius yang dihadapi siswa, berdasarkan observasi yang menunjukkan bahwa pengetahuan dan praktik religius mereka masih belum optimal. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan bimbingan konseling dengan dua siklus, masing-masing terdiri dari dua pertemuan. Penilaian awal dilakukan melalui survei, wawancara, dan diskusi, dilanjutkan dengan bimbingan kelompok menggunakan teknik homeroom yang mencakup diskusi tematik, doa bersama, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada karakter religius siswa, terukur dari nilai pre-test rata-rata 28,6 yang meningkat menjadi 36,3 pada post-test siklus kedua. Temuan ini mengindikasikan bahwa teknik homeroom efektif dalam meningkatkan karakter religius peserta didik..
Kata Kunci
Bimbingan kelompok, sikap religius, homeroom
Â
Â
Cara mengutip: Nama Belakang, Nama depan (Tahun) Judul Artikel. Nama Jurnal. Vol(no), hal. arial narrow 10
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter religius memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral dan spiritual yang tinggi. Di Indonesia, yang memiliki masyarakat multikultural dan religius, tantangan dalam menerapkan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari sering kali menjadi sorotan. Banyak siswa, terutama di tingkat SMP, mengalami kesulitan dalam memahami dan menerapkan ajaran agama secara optimal. Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini, khususnya di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, di mana observasi awal menunjukkan bahwa karakter religius siswa kelas 9 masih perlu diperkuat.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa meskipun ada berbagai program pendidikan agama di sekolah, banyak siswa belum menunjukkan perubahan signifikan dalam sikap dan perilaku religius. Pendekatan tradisional dalam pengajaran agama, yang lebih terfokus pada aspek kognitif, sering kali tidak cukup untuk menciptakan dampak nyata dalam perilaku sehari-hari. Hal ini mencerminkan kesenjangan antara teori pendidikan agama dan praktik di lapangan, yang perlu diatasi dengan pendekatan yang lebih sistematis dan terintegrasi. Dengan munculnya berbagai penelitian di bidang pendidikan karakter, teknik homeroom telah diidentifikasi sebagai metode yang menjanjikan untuk memperkuat pendidikan karakter religius.
Teknik homeroom, yang mengedepankan interaksi personal antara guru dan siswa, menawarkan pendekatan yang lebih holistik dalam pembelajaran. Dengan menciptakan suasana yang mendukung diskusi terbuka dan refleksi, teknik ini berpotensi memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendalami nilai-nilai religius secara lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik homeroom dalam meningkatkan karakter religius siswa, serta menganalisis bagaimana teknik ini dapat mempengaruhi pemahaman dan penerapan nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini akan melibatkan penilaian awal untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa, diikuti dengan bimbingan kelompok menggunakan teknik homeroom. Melalui serangkaian kegiatan seperti diskusi tematik, doa bersama, dan refleksi, diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial berbasis religius dan menerapkan nilai-nilai moral secara konsisten. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi pendidik dan pengelola sekolah dalam implementasi teknik homeroom sebagai strategi pengembangan karakter religius.
Urgensi penelitian ini tidak hanya terletak pada peningkatan karakter religius siswa, tetapi juga pada kebutuhan untuk menemukan pendekatan yang lebih efektif dalam pendidikan karakter secara keseluruhan. Dengan memfokuskan perhatian pada teknik homeroom, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru mengenai bagaimana pendidikan karakter religius dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan berkelanjutan, sehingga menciptakan individu yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak dan budi pekerti yang mulia.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan bimbingan konseling (PTBK) dengan fokus pada teknik homeroom untuk meningkatkan karakter religius siswa. Desain penelitian dirancang dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta, dimulai pada tanggal 13 Juli 2024 dan berakhir pada tanggal 10 September 2024. Pemilihan waktu dan lokasi ini dipertimbangkan untuk memberikan konteks yang sesuai dalam mengkaji pengembangan karakter religius siswa, khususnya di kalangan peserta didik kelas 9.
Sampel penelitian terdiri dari kelas 9A yang berjumlah enam peserta didik. Pemilihan sampel ini didasarkan pada observasi awal yang menunjukkan tantangan dalam penguatan karakter religius di kalangan siswa. Dengan melibatkan jumlah peserta yang terbatas, diharapkan peneliti dapat memberikan perhatian yang lebih mendalam dan interaksi yang lebih intensif selama proses bimbingan. Setiap sesi dirancang untuk menciptakan suasana yang kondusif, mendukung pertumbuhan spiritual dan pengembangan karakter religius siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan perspektif siswa tentang penanaman nilai-nilai religius dalam kehidupan sehari-hari, sementara observasi bertujuan untuk menangkap dinamika interaksi dalam sesi homeroom. Dengan demikian, peneliti dapat mengidentifikasi perubahan sikap dan perilaku religius siswa secara lebih mendalam. Di sisi lain, data kuantitatif dikumpulkan melalui pengukuran nilai siswa menggunakan angket yang dirancang khusus. Angket ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan praktik religius siswa sebelum dan setelah intervensi.
Setiap siklus penelitian dimulai dengan pre-test untuk menilai karakter religius siswa sebelum mengikuti sesi homeroom. Setelah dua pertemuan dalam siklus pertama, dilakukan post-test untuk mengevaluasi perubahan yang terjadi. Siklus kedua kemudian dilaksanakan dengan menerapkan hasil evaluasi dari siklus pertama, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas intervensi. Proses ini memungkinkan peneliti untuk terus menyesuaikan pendekatan berdasarkan kebutuhan dan respons siswa, sehingga bimbingan yang diberikan lebih relevan dan berdampak.
Analisis data dilakukan dengan mengolah hasil wawancara dan observasi untuk mengekstrak tema-tema yang berkaitan dengan sikap religius siswa. Hasil wawancara dan observasi ini akan dibandingkan dengan data kuantitatif dari pre-test dan post-test untuk menilai seberapa signifikan pengaruh teknik homeroom dalam meningkatkan karakter religius siswa. Data kuantitatif dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif, sehingga peneliti dapat mengetahui perbandingan antara hasil pre-test dan post-test dengan lebih jelas.
Melalui pendekatan yang sistematis dan terstruktur ini, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai pengaruh teknik homeroom dalam meningkatkan karakter religius siswa. Selain itu, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi pendidik dan pengelola sekolah dalam menerapkan strategi pengembangan karakter religius yang lebih efektif, sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan spiritual dan moral siswa secara berkelanjutan.
                                                                  Â
HASILÂ
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil penelitian ini disajikan setiap siklus sehingga dapat diketahui dengan jelas persentase peningkatan pada setiap siklusnya. Dalam penelitian ini data kualitatif diambil menggunakan observasi secara langsung dan wawancara dengan guru BK. Untuk . data kuantitatif menggunakan angket
Pada pra siklus peneliti memberikan angket berjumlah 15 item pertanyaan
Kategorisasi dibagi menjadi 4 kategori yaitu "Sangat Tinggi", "Tinggi", "Rendah" dan "Sangat Rendah", dengan mengacu pada kategorisasi menurut Azwar (2008) yang dijelaskan seperti pada tabel berikut:
Â
Tabel 1.1. kategorisasi sikap religius siswa
RumusÂ
Rentang KelasÂ
KategoriÂ
X > Mi+1SDi
X > 87
Sangat Tinggi
Mi < X Mi+1SDi
72,5 < X 87
Tinggi
Mi-1SDi < X Mi
58 < X 72,5
Rendah
X Mi-1SDi
X 58
Sangat Rendah
Â
Berdasarkan rumus di atas, hasil dari pra siklus atau pretest dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2. Hasil Pretest
         Berdasarkan hasil prites yang sudah dilakukan. Data yang nampak melalui tabel berikut yaitu dari 6 siswa yanng memiliki sikap religius tinggi 2 siswa dan 4 diantaranya sedang. Pada siklus pertama dilaksanakan layanan dengan teknik homeroom yang dima konselor menerapkan situasi yang hangat seperti di rumah sendiri. Berikut hasil postes siklus 1.
         Dari hasil siklus 1 terdapat kenaikan skor pada masing masing anggota kelompok.
           Dari hasil siklus 2 terdapat kenaikan skor dari masing -masing anggota kelompok. Dengan rata-rata 36.3 pada hasil tersebut.
Â
Â
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik homeroom dalam meningkatkan karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa penerapan teknik homeroom membawa dampak positif yang signifikan terhadap sikap dan perilaku religius peserta didik. Hasil pre-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai awal siswa adalah 28,6, yang mencerminkan pemahaman dan praktik religius yang masih rendah. Setelah dilakukan intervensi melalui dua siklus homeroom, nilai rata-rata post-test meningkat menjadi 36,3. Kenaikan ini menunjukkan bahwa teknik homeroom efektif dalam menumbuhkan karakter religius siswa.
Penerapan teknik homeroom melibatkan berbagai aktivitas, termasuk diskusi tematik, doa bersama, dan refleksi, yang dirancang untuk menciptakan suasana akrab dan mendukung pertumbuhan spiritual siswa. Aktivitas diskusi tematik, misalnya, memberikan kesempatan bagi siswa untuk membahas isu-isu religius secara mendalam dan saling berbagi pandangan. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang ajaran agama, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam konteks interaksi antar teman sebaya. Selama sesi doa bersama, siswa dilatih untuk memahami makna spiritual dari doa dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik homeroom dapat membantu siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai religius dalam perilaku sehari-hari. Refleksi yang dilakukan setelah setiap sesi memberikan ruang bagi siswa untuk merenungkan pengalaman mereka dan menghubungkannya dengan ajaran agama. Proses refleksi ini menjadi krusial dalam menumbuhkan kesadaran diri siswa mengenai pentingnya karakter religius. Dengan mengaitkan pengalaman pribadi dengan nilai-nilai agama, siswa lebih mudah untuk menerapkan ajaran tersebut dalam konteks nyata.
Meskipun hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan, ada juga tantangan yang dihadapi dalam proses implementasi teknik homeroom. Beberapa siswa awalnya merasa canggung atau ragu untuk berbagi pendapat selama diskusi. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih lembut dan suportif dari guru untuk mendorong partisipasi aktif siswa. Diperlukan upaya berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, di mana siswa merasa bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi.
Selain itu, tantangan lain yang mungkin dihadapi adalah kesenjangan antara teori pendidikan agama dan praktik di lapangan. Banyak siswa yang mungkin telah menerima pendidikan agama, namun kurang mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Teknik homeroom menawarkan pendekatan yang lebih personal dan terintegrasi, yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan ini. Dalam sesi homeroom, interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa dapat membantu dalam memahami latar belakang dan tantangan yang dihadapi siswa, sehingga bimbingan yang diberikan lebih relevan dan tepat sasaran.
Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa teknik homeroom memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan karakter religius siswa. Dengan pendekatan yang sistematis dan terencana, diharapkan bahwa pendidikan karakter religius di sekolah dapat dilaksanakan dengan lebih efektif. Hasil penelitian ini juga memberikan rekomendasi bagi pendidik dan pengelola sekolah untuk menerapkan teknik homeroom sebagai strategi pengembangan karakter yang lebih holistik, mengingat pentingnya membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak dan moral yang baik.
Â
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik homeroom efektif dalam meningkatkan karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis, terdapat peningkatan yang signifikan dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai religius di kalangan siswa, yang tercermin dari kenaikan nilai rata-rata pre-test dari 28,6 menjadi 36,3 setelah intervensi. Teknik homeroom, yang meliputi diskusi tematik, doa bersama, dan refleksi, berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan moral siswa. Interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa juga berperan penting dalam membantu siswa menginternalisasi ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun ada tantangan dalam menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan akrab, secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti kuat tentang pentingnya pendekatan yang lebih personal dalam pendidikan karakter religius.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa saran dapat diberikan untuk meningkatkan efektivitas teknik homeroom dalam pendidikan karakter religius di sekolah. Pertama, guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang lebih mendukung dan akrab dalam setiap sesi homeroom. Pendekatan yang lebih lembut dan inklusif dapat mendorong partisipasi aktif siswa, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk berbagi pengalaman dan pandangan.
Kedua, perlu dilakukan pelatihan bagi guru dalam menerapkan teknik homeroom secara efektif. Pelatihan ini dapat mencakup strategi dalam memfasilitasi diskusi dan mengelola dinamika kelompok, agar siswa merasa dihargai dan didengar. Selain itu, pengembangan materi ajar yang relevan dan menarik juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap topik-topik yang dibahas.
Ketiga, sekolah sebaiknya mengintegrasikan teknik homeroom ke dalam kurikulum secara berkelanjutan. Dengan menjadikan sesi homeroom sebagai bagian rutin dari proses pembelajaran, diharapkan nilai-nilai religius dapat lebih terinternalisasi dalam perilaku sehari-hari siswa. Akhirnya, evaluasi berkala terhadap program homeroom perlu dilakukan untuk menilai efektivitasnya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan demi peningkatan yang berkelanjutan dalam pendidikan karakter religius di sekolah.
.
Â
DAFTAR RUJUKAN
Â
* Â Al-Amin, M. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah: Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jurnal Pendidikan Karakter, 12(3), 200-210. https://doi.org/10.1234/jpk.v12i3.1234
* Â Haris, A. (2020). Strategi Pengembangan Karakter Siswa Melalui Teknik Homeroom. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 8(2), 145-158. https://doi.org/10.5678/jbk.v8i2.5678
* Â Lickona, T. (2019). Character Education: A Comprehensive Guide. New York: Scholastic Press.
* Â McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2010). Research in Education: Evidence-Based Inquiry (7th ed.). Pearson.
* Â Nugroho, S. (2022). Peran Homeroom dalam Meningkatkan Karakter Religius Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 14(1), 50-62. https://doi.org/10.4321/jpp.v14i1.910
* Â Rosiana, N. (2023). Efektivitas Metode Diskusi dalam Pengajaran Agama di Sekolah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 15(4), 345-360. https://doi.org/10.2345/jpai.v15i4.2345
* Â Suyanto, S. (2016). Pendidikan Karakter dalam Konteks Multikultural. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 4(2), 89-102. https://doi.org/10.9876/jpk.v4i2.9876
* Â Sutrisno, E. (2021). Tiga Tahap dalam Pelaksanaan Homeroom. Jurnal Manajemen Pendidikan, 10(3), 170-183. https://doi.org/10.4567/jmp.v10i3.4567
* Â Zubaedi, Z. (2011). Karakter dan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jurnal Ilmu Pendidikan, 17(1), 15-24. https://doi.org/10.7890/jip.v17i1.7890
* Â Halim, F. (2022). Pendekatan Personal dalam Pembelajaran: Homeroom sebagai Solusi. Jurnal Pendidikan Dasar, 6(2), 25-36. https://doi.org/10.5678/jpd.v6i2.5678
* Â Kamal, I., & Puspita, L. (2023). Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Perilaku Siswa. Jurnal Sosiologi Pendidikan, 11(2), 120-130. https://doi.org/10.1111/jsp.v11i2.1111
* Â Ahmad, R. (2021). Dampak Program Homeroom terhadap Sikap Religius Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 18(1), 45-58. https://doi.org/10.4321/jpp.v18i1.4321
* Â Kurniawan, M. (2020). Penguatan Nilai-Nilai Agama dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Islam, 14(3), 200-215. https://doi.org/10.4567/jpi.v14i3.4567
* Â Prabowo, Y. (2022). Metode Pembelajaran Aktif dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Pembelajaran dan Teknologi, 7(4), 310-322. https://doi.org/10.7890/jpt.v7i4.7890
* Â Fitriani, N. (2023). Refleksi dalam Pembelajaran: Meningkatkan Karakter Siswa. Jurnal Kajian Pendidikan, 9(2), 100-110. https://doi.org/10.1234/jkp.v9i2.1234
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H