Mohon tunggu...
DWI HENI SETYA WAHYUNI
DWI HENI SETYA WAHYUNI Mohon Tunggu... Guru - jurnalis

Nama saya Dwi Heni Setya Wahyuni. Saya adalah lulusan S1 dalam bidang Pendidikan Bimbingan dan Konseling, dengan kecintaan yang mendalam terhadap dunia pendidikan. Selain berfokus pada pendidikan dan bimbingan, saya juga memiliki minat yang kuat dalam fotografi dan seni. Keduanya memberi saya kesempatan untuk mengeksplorasi kreativitas dan melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Saya percaya bahwa kombinasi antara pendidikan, fotografi, dan seni tidak hanya memperkaya hidup saya tetapi juga memungkinkan saya untuk memberikan kontribusi yang lebih luas dalam bidang yang saya geluti. Melalui pengalaman dan minat ini, saya berusaha untuk menginspirasi dan mendukung orang lain dalam proses pembelajaran dan pengembangan pribadi mereka.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Upaya Meningkatkan Sikap Religius Siswa dengan Menggunakan Teknik Homeroom

6 Oktober 2024   00:42 Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                 Berdasarkan hasil prites yang sudah dilakukan. Data yang nampak melalui tabel berikut yaitu dari 6 siswa yanng memiliki sikap religius tinggi 2 siswa dan 4 diantaranya sedang. Pada siklus pertama dilaksanakan layanan dengan teknik homeroom yang dima konselor menerapkan situasi yang hangat seperti di rumah sendiri. Berikut hasil postes siklus 1.

                 Dari hasil siklus 1 terdapat kenaikan skor pada masing masing anggota kelompok.

                     Dari hasil siklus 2 terdapat kenaikan skor dari masing -masing anggota kelompok. Dengan rata-rata 36.3 pada hasil tersebut.

 

 

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas teknik homeroom dalam meningkatkan karakter religius siswa di SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa penerapan teknik homeroom membawa dampak positif yang signifikan terhadap sikap dan perilaku religius peserta didik. Hasil pre-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai awal siswa adalah 28,6, yang mencerminkan pemahaman dan praktik religius yang masih rendah. Setelah dilakukan intervensi melalui dua siklus homeroom, nilai rata-rata post-test meningkat menjadi 36,3. Kenaikan ini menunjukkan bahwa teknik homeroom efektif dalam menumbuhkan karakter religius siswa.

Penerapan teknik homeroom melibatkan berbagai aktivitas, termasuk diskusi tematik, doa bersama, dan refleksi, yang dirancang untuk menciptakan suasana akrab dan mendukung pertumbuhan spiritual siswa. Aktivitas diskusi tematik, misalnya, memberikan kesempatan bagi siswa untuk membahas isu-isu religius secara mendalam dan saling berbagi pandangan. Hal ini tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka tentang ajaran agama, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam konteks interaksi antar teman sebaya. Selama sesi doa bersama, siswa dilatih untuk memahami makna spiritual dari doa dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu temuan penting dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik homeroom dapat membantu siswa untuk menginternalisasi nilai-nilai religius dalam perilaku sehari-hari. Refleksi yang dilakukan setelah setiap sesi memberikan ruang bagi siswa untuk merenungkan pengalaman mereka dan menghubungkannya dengan ajaran agama. Proses refleksi ini menjadi krusial dalam menumbuhkan kesadaran diri siswa mengenai pentingnya karakter religius. Dengan mengaitkan pengalaman pribadi dengan nilai-nilai agama, siswa lebih mudah untuk menerapkan ajaran tersebut dalam konteks nyata.

Meskipun hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan, ada juga tantangan yang dihadapi dalam proses implementasi teknik homeroom. Beberapa siswa awalnya merasa canggung atau ragu untuk berbagi pendapat selama diskusi. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih lembut dan suportif dari guru untuk mendorong partisipasi aktif siswa. Diperlukan upaya berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, di mana siswa merasa bebas untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi.

Selain itu, tantangan lain yang mungkin dihadapi adalah kesenjangan antara teori pendidikan agama dan praktik di lapangan. Banyak siswa yang mungkin telah menerima pendidikan agama, namun kurang mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Teknik homeroom menawarkan pendekatan yang lebih personal dan terintegrasi, yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan ini. Dalam sesi homeroom, interaksi yang lebih dekat antara guru dan siswa dapat membantu dalam memahami latar belakang dan tantangan yang dihadapi siswa, sehingga bimbingan yang diberikan lebih relevan dan tepat sasaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun