Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Cinta Bersemi di Lokasi KKN "Rungkat" Habis dari Borobudur

24 Mei 2024   15:46 Diperbarui: 24 Mei 2024   15:53 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Joko Dwiatmoko dengan Canva

Jangan bayangkan komunikasinya dulu belum ada HP, segala urusan dilakukan dengan menuju lokasi langsung, kalau mau rapat, maka undangannya dikirim dengan mendatangi pos per pos. Kalau masa kini bisa cepat lewat WA zaman dulu mana ada itu tahun  sebelum reformasi, ketika baru saja tersiar kabar meninggalnya Bu Tien Soeharto karena kabar simpang siur. Sebuah kehilangan besar karena ibu itu ikon orde baru, istri presiden kedua RI, yang katanya lebih punya perbawa wahyu keraton, sedangkan ketika Soeharto kehilangan sosok istri yang sangat baik ia begitu terpukul, pada informasi masa depan dua tahun kemudian Soeharto menyatakan lengser dari kursi kepresidenan.

Mayang akhirnya sempat cinlok, siapa lagi kalau bukan sama si bejo, aku ini yang benar benar bejo. Ketika KKN dinyatakan selesai aku yang bawa motor sungguh beruntung mendapat kehormatan, Mayang ternyata lebih suka membonceng motor bututku(ya sebetulnya tidak butut-butut amat).

"Meskipun aku belum terus terang menyatakan suka, tapi aku tahu dia juga akan menyatakan suka bila kutembak."

Rombongan mahasiswa lain naik Elf, aku dan Mayang menyusuri Jalan Semoyo kecil Semoyo yang penuh kricak batu kapur, Patuk Gunung Kidul, Meliuk-liuk, semilir di atas bukit Patuk. Sejenak istirahat menikmati pemandangan indah di bukit Argo Dumilah Patuk. Yang sering digunakan mahasiswa seni rupa untuk melukis bersama mahasiswa dan dosen.

"Kamu kok mau sih mbonceng saya, Mayang. Si Bejo jurusan nggak jelas?"

'Ya karena kamu asyik hehehe."

Aku jadi seperti terbang, ingin kurangkul dia langsung kusosor tapi aku masih bisa mengendalikan diri, kami hanya bertatap-tatapan pandang, sambil kemudian melihat jauh, fokus pada jalan lurus di bawahnya yaitu Piyungan yang menuju Yogyakarta. Bukit bukit di bawah Bukit Patuk benar-benar eksotis, indah dan memukau. Belum banyak kendaraan lalu lalang, masih banyak yang bersepeda kumbang terutama buruh pabrik, pelajar dan orang yang akan bekerja di kota Yogyakarta.

'Lusa  kuajak ke Borobudur mau?"Mayang Mengangguk bathinku bersorak senang.

Aku tidak tahu konon katanya bila sedang pedekate seorang cewek diajak ke borobudur maka ujung-ujungnya nanti akan bubar. Tapi waktu itu aku tidak percaya, ah mitos.

Benar Akhirnya aku dan Mayang sempat naik ke Borobudur, sebuah candi peninggalan mataram kuno dari dinasti Syailendra. Candi besar yang sering menjadi ritual umat Budha untuk merayakan Waisak dan Tri Hari Suci.

"bagus, banget candinya ya , Mas Bejo."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun