Sejam kemudian ia keluar dari rumah milik pak Carik yang menjadi tempat tinggal mahasiswa pos 1. Mukanya muram, dan kesal. Wah sudah pasti rayuannya ditolak. Itu pasti. Makanya jangan jadi Play Boy cap cupang nggak berkelas. Giliran aku yang beraksi nih si Bejo yang sebetulnya punya tampang ganteng hanya tertutup rambut gondesnya.
"Pakai strategi apa ya?", Aku pusing karena bingung alasan apa datang di pos tersebut.
Nggak dinyana ternyata Mayang  jalan ke arah warung. Tentu saja aku jadi blingsatan tidak karuan, bisa-bisanya ia ke warung Mi Ayam, ketahuan dong kalau aku juga kepo pada penjualnya, waduh.
"Eh, mas Bejo, kok tumben di sini."
Mayang yang tenyata ramah menyapa aku duluan.
Waduh mak jegagik bagaimana aku harus menjawab alasan mengapa datang ke sini.
" Emmm, emm, sebetulnya aku pengin ke kepala desa tapi mampir dulu ke sini maklum tadi lupa sarapan pagi, padahal sudah disuguhkan masakan enak dari pare dan daun singkong."
'Pahit dong kalau pare."
"Iya sih tapi tidak pahit lagi kalau memandangmu."
"Ih, gombal...:"
"Iya, jujur kamu itu manis, apalagi lesung pipitmu itu..."