"Ya, seberapa pelannya bos?"
"Haiss... manut pelan ya pelan tidak usah dijelaskan."
Banyak pohon-pohon besar ada di kanan kiri jalan yang dilalui Precil dan Suyut. Semakin jauh semakin gelap, suara- suara serangga malam terdengar, kadang gesekan angin dari kerasnya angin menerpa daun membuat suasana malam semakin seram. Ranting yang tertiup angin seakan-akan seperti makhluk besar yang sedang menari-nari.
Tiba-tiba bisa muncul ranting yang jatuh tanpa komando.
"Asalamak, suara apa itu cil?!"
"Nggak tahu bos sepertinya suara ranting jatuh."
Suyut semakin dekat dengan Precil. Ia memegang pundak Precil dari belakang.
"Kenapa memegangi pundak Precil Bos."
"Hssss, diam jangan crigis."
Suyut seperti tengah ketakutan. Dari kuatnya pegangan tangan di pundak Precil, menandakan ia mulai benar-benar panik, mendengar suara-suara aneh yang muncul di setiap perjalanan.
"Pulang saja ya Bos, sepertinya ini malam Jumat Kliwon, tahu sendiri bos, banyak yang tiba-tiba muncul."