"Jangan bos, itu harta satu-satunya..."
"Nanti, siap jam 6 di cakruk depan mushola."
Precil Sudah siap sebelum jam 6 sore, demi tidak kehilangan anunya ia lebih baik ngalah. Melawan Suyut percuma, dia bisa nekat dan ancamannya tidak main-main. Ia tidak takut siapapun kecuali istrinya dan hantu.
Kalau ada yang berani menantangnya, ia benar-benar tega. Ia bisa dengan entengnya mematahkan kaki, dan jari, bahkan ia pernah dipenjara gara-gara membunuh musuhnya dalam perkelahian massal yang melibatkan preman kampung Utara Kali Belan (Lor kali) dengan preman Selatan Kali Belan(kidul kali)
Menggunakan arit, ada yang membawa pacul, lading, bendo. Ada beberapa orang terluka parah dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit daerah, satu tewas oleh bacokan Suyut.
Suyut akhirnya dipenjara. Baru keluar setelah hampir 10 tahun. Bebas dari penjara bukannya kapok malah semakin parah kelakuannya. Namun ia sangat takut jika istrinya sudah teriak.
"Kanggg! Pulang." Ia segera ngibrit pulang.
"Bagus, itu baru namanya anak buah."
"Iya." Precil menunduk, sedikit melengos karena sebenarnya ia keberatan tapi terpaksa.
"Ayo langsung berangkat."
"Naik, apa bos?"