Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Butir-butir Kerinduan (17)

13 Juni 2022   20:03 Diperbarui: 14 Juni 2022   04:18 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Precil langsung lari ngibrit mengambil senter yang ketinggalan di rumah. Beberapa menit kemudian Precil sampai di cakruk. Nafasnya ngos-ngosan.

"Segitu saja ngos-ngosan, bagaimana jalan jauh nanti."

"Iya, bos tadi tiba-tiba di dekat pohon waru itu mencium bau singkong kebakar..."

"Siapa yang masak?"

"Nggak tahu arahnya dari gerumbul gelap sebelahnya."

"Wiss, tidak usah cerita lagi, berangkat!"

Suasana di desa tidak seperti di kota. Di kota di mana-mana banyak lampu. Di desa lampu hanya ada di tempat tertentu. Ketika melewati bulak maka penerangan benar-benar tidak ada. Kalau tidak punya senter ya lihat cahaya langit atau pantulan-pantulan apa yang membantu melihat jalan di depan.

Suyut yang sebetulnya penakut, mendekat ke Precil.

"Jangan cepat-cepat Cil,"

"Ini sudah pelan bos."

"Pelan, Mbahmu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun