Akhirnya PJJ bisa dinikmati dan siswa mampu mengikuti pelajaran, bahkan waktu jauh lebih efektif, disiplin mengajar terjaga karena mau tidak mau harus menjadwalkan mengajar PJJ tepat waktu.Â
Selama 9 jam (1 jam pelajaran 30 menit) mengajar lewat zoom, berinteraksi dengan siswa hanya lewat layar laptop. Â
Kendalanya ialah siswa sering beralasan jaringan lemot, maka mereka minta izin untuk off cam.Â
Sebagai guru, saya harus siap teori materi ajar berupa power point, sedangkan prakteknya, saya lebih banyak berinteraksi atau melakukan demo melukis, menggambar dengan aplikasi paint dengan peralatan drawing pad.
Banyak guru yang sebetulnya sudah bosan dengan PJJ, mereka kangen untuk mengajar langsung, melihat mimik muka siswanya, melihat segala tingkah laku siswanya yang unik- unik.Â
Berbeda ketika mereka mengajar anak lewat zoom, yang kadang harus menemui siswanya yang bisa saja tertidur, main game, atau sesekali mendengar selebihnya sibuk dengan gadgetnya.
Perubahan cara pembelajaran akibat pandemi itu tentu tidak masalah bagi guru muda yang mudah mempelajari hal-hal baru.  Namun sangat menyiksa pada guru di generasi baby boomer. Rasanya otak sudah susah mengikuti perkembangkan teknologi, banyak dari mereka menyerah dan resign dari pekerjaannya karena sudah susah mengikuti cepatnya perkembangan teknologi.
PTM itu bisa saja mengembalikan spirit mengajar, bergairah kembali karena seperti menemukan dunia yang telah lama hilang, meskipun berisiko munculnya kluster baru pandemi. Bagi sebagian guru tetap saja sebuah kerinduan mengajar dengan berjumpa muridnya di kelas.
Tetapi di antara banyaknya guru yang kangen dengan pembelajaran tatap muka, ada sebagian guru yang terlanjur menikmati pembelajaran jarak jauh. Sebab, mereka tidak lagi terkendala dengan transportasi, bisa mengajar di mana saja, bahkan ketika ia sedang berada di luar kota sekalipun. Asal siap dengan segala materinya dan mampu mengeksplorasi pengetahuan digitalnya sehingga pembelajaran malah jauh lebih asyik ketika PJJ.
Dari yang kangen PTM dan yang terlanjur nyaman dengan PJJ, muncullah pro dan kontra. Â
Istri saya yang ibu rumah tangga sudah terlanjur nyaman dengan PJJ.Â