Meskipun secara teori  pendidikan guru sekarang (Kurikulum 2013) lebih sebagai fasilitator, tetapi seharusnya guru adalah tumpuan utama sebagai pendidik dan pembentuk karakter siswa yang efektif. Donny Koesuma A.(dalam Buku Pendidikan Karakter terbitan Grasindo) menulis Guru bukanlah profesi yang mampu berdiri atas dasar kharisma pribadi. Kehadirannya selalu ada dalam jalinan relasi sosial dengan masyarakat.
 Guru bersama orang tua harus bersinergi, bukannya berseberangan. Problem keluarga bisa diredam dengan kemampuan guru untuk memberi pencerahan pada siswa didik sehingga persoalan keluarga tidak sampai mempengaruhi perfoma siswa  di sekolah.Â
Sekolah itu adalah tempat menggodok mental dan menemukan jati diri, bersama guru yang berperan sebagai sahabat, orang tua, fasilitator siswa menemukan dirinya.
Menjadi guru juga perlu ditegaskan dengan ikut andil menjadi penulis sehingga pengetahuan dan kemampuan ilmu terus terasah. Untuk  itu keaktifan menulis bisa memberi nilai plus. Mari berlari mengejar zaman yang tunggang langgang ini dengan terus mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan mengelola gagasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H