Peresapan berdzikir rambut melalui pori-pori kulit kepala akan menyegarkan sel-sel syaraf kepala yang terhubung dengan qolbu sebagai nikmat pemberian sang pencipta.
2. Alat Indera
Manusia memiliki alat indera untuk bisa melihat, merasakan, menciptakan hal-hal yang berhubungan dengan yang manusia inginkan agar tercapai tingkat kepuasannya.
Mengapa sang pencipta memberikan alat indera kepada kita? Tidak lain hanya untuk mengenalnya, bahwa sebenarnya sang pencipta memberikan alat indera kepada kita agar kita sebagai manusia bisa mengetahui yang tersirat dalam diri kita.
a. Mata
Alat indera penglihatan yang dimiliki oleh manusia yang harus disyukuri sebagai pemberian nikmat dari sang pencipta. Mata yang dimiliki setiap manusia terhubung oleh syaraf-syaraf qolbu, sehingga apa yang kita lihat maka qolbu akan berbisik sesuai yang dilihat.
Jika yang dilihatnya baik, maka baik pula bisikannya dan jika yang dilihat tidak baik, maka tidak baik pula bisikan qolbunya. Agar setiap bisikan qolbu menghasilkan bisikan yang baik, kita sebagai manusia harus bisa mensucikan mata dengan berdzikir.
Timbul pertanyaan bagaimana mata bisa berdzikir? Sang pencipta memberikan mata bukan untuk menangis dan bukan pula untuk melihat hal-hal yang tidak bermanfaat, tapi sang pencipta memberikan mata untuk mempelajari hal-hal yang tersirat dalam penglihatan manusia. Apa yang tersirat? Yaitu dzikirnya mata, karena mata manusia terbagi menjadi dua;
Pertama, mata nyata yang bisa kita sentuh dan diraba serta dilihat oleh orang lain. Inilah yang harus kita syukuri atas nikmat sang pencipta dengan berdzikir. Dzikirnya mata adalah dengan menangis dan berkedip itu yang tidak manusia sadari, bagaimana manusia merasakannya?
Pada saat manusia menangis pasti ada sebab musababnya, entah itu ada masalah atau tidak, maupun pada saat berdoa menganggungkan asma sang pencipta. Disinilah mata akan terhubung dengan qolbu berucap ”Astagfirullahal ‘azhim”, “Subhanallah”, “Alhamdulillah”.
Pada saat mata berkedip tidak terasa akan berucap “Alhamdulillah”, itu yang tidak kita sadari selama ini, karena kita sebagai manusia terlena dalam kenikmatan dunia sehingga kita lupa akan dzikir dan ingat sang pencipta jika kita diberikan cobaan.