Mohon tunggu...
Dwi retnowulandari
Dwi retnowulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah guru di salah satu instansi lembaga pendidikan di kabupaten Trenggalek, ingin menyalurkan minat menulis saya dalam wadah media elektronik disini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menyusun Cerita Baik (Best Practice) Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Melalui Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)

28 November 2023   09:34 Diperbarui: 28 November 2023   09:56 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

 

        Pembelajaran abad 21 menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan berpikir kritis. Dalam dunia Pendidikan berpikir kritis telah menjadi salah satu ketrampilan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik . Namun pada kenyataanya kemampuan berpikir kritis peserta didik masih rendah khususnya pada mata Pelajaran IPA. Hal tersebut dikarenakan belum menerapkan pembelajaran berbasis HOTS sehingga siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran HOTS seperti halnya pemberian soal latihan yang masih belum dikembangkan serta memfasilitasi peserta didik dalam berpikir kritis. Pembelajaran yang berlangsung di kelas masih cenderung berpusat kepada guru dan belum berorientasi pada pemecahan masalah yang mengakibatkan peserta didik masih kurang aktif dan berdampak terhadap kurangnya kemampuan berpikir kritis peserta didik.

            Dari  hasil penilaian belajar pada tahun ajaran lalu, mengalami penurunan terhadap penilaian peserta didik kelas VIII ditunjukkan dari rata -- rata rapot sebesar 67,78 secara  klasikal. Sedangkan dari hasil wawancara oleh rekan sejawat rata-rata peserta didik mengalami kesulitan dalam menganalisis soal berbasis HOTS dikarenakan kurang terbiasanya dalam menyelesaikan soal soal High order thinking serta kesulitan dalam  merumuskan masalah yang sesuai dengan permasalahan yang ada disekitar mereka. Dari permasalahan tersebut, penulis mengupayakan praktik pembelajaran secara inovatif yang membiasakan peserta didik dalam melatih kemampuan berpikir kritis melalui penerapan model Problem Based learning (PBL) pada materi zat aditif.

Praktik ini penting untuk dibagikan sebagai Upaya adanya perbaikan dalam proses pembelajaran dengan penerapan pembelajaran berbasis HOTS pada materi zat   aditif. Sehingga peserta didik mampu berpikir kritis  dan dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari -- hari, mendesain pembelajaran yang inovatif dengan penerapan model pembelajaran PBL , dapat menjadikan referensi guru lainnya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Penulis sebagai seorang guru IPA yang memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengelola kelas dan mengaktifkan peserta didik dengan pembelajaran , menstimulus peserta didik  untuk berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) pada materi zat aditif berbantuan LKPD berbasis masalah. Selanjutnya praktik baik ini akan penulis bagikan dengan rekan guru lainnya agar  bisa menerapkan hal yang sama, bahkan kelak bisa lebih baik lagi dari penulis di kelas masing -- masing.

Setelah melakukan identifikasi masalah  dari hasil wawancara dengan guru, kepala sekolah dan analisis kajian literatur maka ada beberapa tantangan untuk mencapai hal tersebut dianataranya:

a. Kurangnya motivasi belajar siswa sehingga perlu untuk meningkatkan motivasi melalui apresiasi yang diberikan oleh guru

b.Guru dapat memahami model pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

c.Guru mampu memberikan stimulus peserta didik dengan permasalahan yang sesuai dan dekat kehidupan peserta didik (pendekatan kontekstual)

d. Keterbatasan sarana teknologi informasi seperti halnya pemanfaatan internet  dalam mengkases materi masih sangat terbatas hanya dapat dijangkau di waktu -- waktu tertentu

Sedangkan pihak -- pihak yang terlibat dalam keterlaksana kegiatan praktik ini diantaranya :

1.Guru IPA kelas VIII F

2.Kepala sekolah sebagai pembimbing dan konsultan dalam menyelesaikan masalah

3.Rekan sejawat SMP Terpadu Al Anwar yang telah membantu terlaksanannya rencana aksi untuk

Pembahasan

Dari uaraian di  atas langkah -- langkah yang akan dilakukan untuk menghadapi tantangan diantaranya:

a.Berkoordinasi dengan pihak -- pihak terkait seperti Kepala sekolah dan rekan sejawat

b.Menyiapkan media pembelajaran yang menarik bagi peserta didik seperti pemanfaatan media canva untuk membuat ppt, menyajikan video pembelajaran berkaitan dengan materi yang disampaikan (berbasis TPACK)

c.Merancang model pembelajaran PBL untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

d.Menyusun LKPD berbasis masalah actual yang dekat  dengan kehidupan peserta didik

e.Menyiapkan sarana dan prasarana yang dituhkan dalam proses pembelajaran

Strategi yang digunakan dalam menghadapi tantangan antara lain:

a.Merancang modul ajar

b.Menggunakan pendekatan kontekstual  dan berusaha mengintegrasikan unsur TPACK dalam pembelajaran walaupun belum maksimal

c.Menerapkan model pembelajaran PBL

d.Menggunakan media berbasis IT seperti power point melalui media canva

e.Menggunakan bahan ajar seperti hand out dan LKPD berbasis masalah

Dampak dari aksi Langkah -- Langkah yang dilakukan peserta didik terlibat aktif mengikuti pembelajaran tampak dengan antusias menyimak pembelajaran kemudian melakukan kegiatan praktikum uji zat aditif, diskusi kelompok mengerjakan LKPD dan presentasi.  Hal tersebut menunjukkan proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan ditunjukkan dari hasil penilaian kemampuan berpikir kritis peserta didik dengan kategori     Persentase terbanyak dalam menyelesaikan LKPD terdapat pada aspek memberikan solusi dalam pemecahan masalah sebesar 87% sedangkan persentase terkecil sebesar 67% terdapat pada aspek merumuskan masalah, persentase menemukan data hasil percobaan, menganalisis data dan membuat kesimpulan sebesar 75%. Dari hasil yang diperoleh untuk perumusan masalah masih mengalami persentase lebih kecil dibandingkan yang lainnya  hal ini dikarenakan peserta didik masih ada yang mengalami kesulitan dalam merumuskan masalah dengan mengaitkan permasalahan.Sedangkan  dari hasil analisis ketercapaian tujuan pembelajaran diketahui persentase terbesar sebesar 87% terdapat pada CP identifikasi zat pewarna. Hal ini menunjukkan bahwa Sebagian besar peserta didik dapat mengerjakan soal dengan indicator identifikasi zat pewarnaMelaksanakan rencana evaluasi yang mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

Sedangkan persentase terkecil sebesar 25 % terdapat pada CP menguraikan dampak penyalahgunaan zat pewarna. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa Sebagian besar peserta didik banyak mengalami kesulitan pada soal indicator menguraikan dampak penyalahgunaan zat aditif. Persentase siswa yang yang sudah tuntas dalam pre test  sebanyak  37 % dengan jumlah 6 siswa, Persentase siswa yang belum tuntas sebanyak 63% dengan jumlah 10 siswa.  Sedangkan hasil persentase post test , siswa yang sudah tuntas sebanyak 56% dengan jumlah 9 siswa dan belum tuntas sebanyak 44%  dengan jumlah  7 siswa.Dari hasil tersebut jumlah siswa yang melebih KKM lebih dari 50% dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil penilaian  tersebut terjadi peningkatan hasil belajar dari hasil pre test terhadap post test dengan rentang peningkatan sebesar 26%.

Penutup

Berdasarkan refleksi yang dilakukan peserta didik secara keseluruhan memberikan penilaian positif  pada aksi dalam pembelajaran niai pre test dan post tes ,peserta didik mengalami kenaikan sebesar 26% setelah post test.Sesuia dengan pembahasan di atas dan terlampir pada lampiran di bawah.

Respond yang diberikan oleh Kepala sekolah, rekan guru , peserta didik sangat baik karena dengan kegiatan aksi ini dapat menambah pengetahuan guru terutama dalam penerapan model pembelajaran inovatif yaitu PBL dengan berbatuan LKPD berbasis masalah. Peserta didik juga antusias saat melakukan kegiatan praktikum uji zat aditif dengan dapat menguji sampel minuman mana yang mengandung pewarna alami dan buatan secara sederhana dan mudah serta dampak penggunaan zat aditif buatan untuk Kesehatan.

Faktor yang menunjang keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi diantaranya:

a.Penggunaan model PBL yang berpusat pada peserta didik

b.Media teknologi yang digunakan seperti menggunakan media power point yang menarik dan penayangan video berupa berita kaitanya tentang bahaya zat pewarna buatan, LKPD dan bahan ajar

c.Faktor pendukung lainnya yaitu adanya bimbingan dari dosen pembimbing, guru pamong, kepala sekolah, teman sejawat sebagai observer, peserta didik

d.Sarana dan prasarana sekolah yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran

       Pembelajaran yang dapat diambil dari pelaksanaan aksi ini adalah pentingnya pengembangan kompetensi  pada guru. Guru senantiasa belajar dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik dan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik pada pembelajaran abad 21  salah satunnya ketrampilan berpikir kritis. Perencanaan pembelajaran yang matang  dari mulai pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan serta media yang cocok untuk materi yang harus diperhatikan. Selain itu pembelajaran dari aksi ini membuat pendidik (guru) dapat pengetahuan baru sehingga nantinya aksi ini akan penulis bagikan kepada rekan guru yang lain sebagai referensi perbaikan  pembelajaran di kelas masing -- masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun