Jika membahas Go-Pay, bisa dikatakan juga memberikan dampak sosial bagi masyarakat Indonesia. berasarkan tiga lembaga riset, pertumbuhan Go-Pay sangat signifikan, bahkan paling banyak digunakan. Tiga lembaga tersebut mengatakan, Riset Financial Time Confidential (2018) menempatkan 75% responden memanfaatkan Go-Pay, Daily Social & Jakpat (2018) menemukan bahwa Go-Pay menjadi uang elektronik terpopuler dengan 79% responden, dan Riset YouGov (2019) menyatakan 80% responden menggunakan Go-pay.Â
GrabÂ
Bukan hanya Gojek yang diriset oleh lembaga-lembaga ternama. Kompetitornya Grab, juga menarik untuk diriset.
Yang belum lama ini melakukan riset terhadap grab adalah CSIS dan Tenggara Strategics.
Dari hasil risetnya, CSIS dan Tenggara Strategics memperkirakan bahwa GrabFood, kontributor terbesar, memberikan kontribusi ekonomi Rp 20,8 triliun dari Rp 48,9 triliun. Demikian juga, GrabBike dan GrabCar berkontribusi masing-masing Rp 15,7 triliun dan Rp 9,7 triliun . Kudo melalui jaringan agennya menciptakan kontribusi ekonomi sebesar Rp 2,7 triliun.
Bukan hanya itu, rata-rata pendapatan mitra pengemudi GrabBike dan GrabCar meningkat sebesar 113% dan 114% menjadi Rp 4 juta and Rp 7 juta perbulannya, setelah bermitra dengan Grab.
Survei juga menunjukkan mitra pengemudi GrabCar berhasil melampaui rata-rata pendapatan sektor informal yang tercatat oleh BPS. Sebelum bermitra, mayoritas responden (75%) berpendapatan di bawah Rp 5 juta. Namun, setelah bermitra, 68% dari responden berpendapatan di atas Rp 5 juta.
Dari sektor jasa pengantaran makanan secara daring juga mengalami peningkatan, mitra GrabFood di 5 kota mengalami peningkatan sebesar 25% per bulan setelah bermitra. Rata-rata mitra memperoleh penjualan sebesar Rp 1,85 juta/hari dari Rp 1,4 juta/hari sebelum bermitra.
Survei juga menunjukkan 52% mitra dagang yang memiliki penjualan harian kurang dari Rp 500 ribu/hari menikmati peningkatan penjualan lebih dari Rp 500 ribu/hari.
Selain itu, GrabFood juga membantu mitra UMKM untuk mendapatkan tambahan penjualan sebesar Rp 11 juta per bulan tanpa investasi tambahan, seperti perluasan tempat usaha.