"Wiiiih Nis, aku cantik juga klo dandan gini yah." Ucapku bergurau.
"Laaah Del, kamu kan kurang poles aja. Â Kamu itu cantik, cuma nggak tau merawat diri kamu."
"Bukannya nggak tau Nis, hanya saja kurang modal dan rasanya aku nggak percaya diri," Ucapku sembari terkekeh-kekeh.
"Kalau kamu sudah siap, aku akan mengajarimu nanti, cara instan untuk jadi sultan kota metropolitan."
"Ah, nggak deh Nis, takut." Ucapku dan hanya disambut dengan tawa oleh Nisa.
"Hayuuuk, bentar lagi pesawat Mas Pras akan landing. Â Oh iya, aku pamit dulu pada Bu Lani. Â Tunggu aku di ruang depan saja!" Ucap Nisa sembari menggandeng tanganku ke luar kamar.
Kendaraan sudah melaju di atas aspal  mulus ibukota, lalu lintas masih sangat sepi hanya sesekali kendaraan melintas.  Nisa mengemudikan mobil mewahnya dengan berlahan.  Entah mengapa perasaanku tidak karuan dan rasanya sulit untuk dipahami apa yang aku rasakan sekarang.  Sepanjang perjalanan aku lebih banyak terdiam dan bahkan sempat tertidur beberpa menit. Sumber Gambar
Next Part 6Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H