Aku segera beranjak dan membuka pintu kamar, sosok Nisa berdiri dengan wajah sumringah dan berdadan sangat cantik.
"Hei Nis, kamu tahu ini jam berapa?" Tanyaku dengan mata setengah terpejam.
"Tau Del. Â Buruan sana beres-beres temani aku jemput aku Mas Pras di bandara." Ucapnya.
"Haaaaah....." Mataku terbelalak.
"Udaaaaah, sanaaaa cepetaaaaan!" Ucap Nisa sembari mendorong tubuhku secara berlahan.
Tak ada pilihan lain, aku harus berbenah. Â Tidak butuh waktu yang lama aku sudah siap untuk berangkat.
"Nis, udah. Hayuuuk!"
"Eeeeeh, nggak....ngaaak. Polos amat, makeup dikit dong." Protes Nisa padaku sembari menarik tanganku menuju kamanya.
Aku tak mampu berkata apa-apa. Â Nisa mendorongku secara berlahan ke arah kamar rias yang masih bersambung dengan kamar tidurnya.Â
"Duduk!" Perintahnya.
Aku segera duduk pada kursi yang terletak di depan meja rias. Â Tangan Nisa dengan cekatan memoleh wajah polosku. Â Sesaat kemudian semua sudah beres. Â Aku memandangi wajahku di depan cermin. Â Sesekali tersenyum pada bayanganku sendiri, lesung pipi semakin tampak nyata.