Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[MyDiary] Sibuhuan

13 April 2016   01:21 Diperbarui: 13 April 2016   10:18 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiba-tiba Dee,

Terselip jelma rasa terima kasih telah dihantarkan sang pencipta ke negeri Sibuhuan ini. Banyak batas-batas ruang yang menata hatiku menjabarkan sabar menjinakkan rindu. Sesekali ku  pulang ke Palembang tatkala rindu mendera. Sesekali ku berkunjung ke negeri-negeri tetangga yang menjual beragam indah, seperti Sibolga, Padang Sidimpuan, Mandailing Natal, Sipirok, Balige, Tarutung dan seputaran Danau Toba hingga Brastagi dan Sidikalang. Boleh dikata, aku hampir menjelajahi semua daerah di Sumatera Utara.

[caption caption="dokumen pribadi "]

[/caption]Sudut Lain Danau Toba

Namun aku tak boleh larut dalam euforia itu. Aku harus berlari dari iringan isak rindu pada keluarga nun jauh, aku harus melanjutkan pengabdianku hingga jelangkan laba berkunjung tak putus henti untuk mengantarkanku di pintu impian mengemban makna pada batas waktuku diberikan perusahaan ini.

Dan hari ini Dee,

Mimpi-mimpi itu tak pernah karam. Ia tak terhapus oleh gerimis yang berkunjung jelang hari senja tuk mengukir pelangi indah beruntaikan bunga-bunga rindu. Ia tak lenyap diburai sapuan pasir dari naik turunnya perekonomian akibat sepak terjang kebijakkan penguasa tak berpihak. Maka, kujemput jejak-jejak pedih tersisa untuk dilenyapkan dengan jelma mahligai menuju ruang terang.

Aku tak henti bersenandung, Dee. Lamat-lamat kulihat cahaya mentari mengintip dari celah jendela kamarku. Ada embun yang berlabuh di rerumputan tempat menjemput harap agar terelakkan dari jalan berkerikil tajam. Aku menggapai-gapai asa itu dengan penuh kepastian, bersama team kecilku dan orang-orang hebat di Sibuhuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun