Imam Ibnu Katsir berkata: "Allah Ta'ala memerintahkan ciptaan-Nya untuk bertakwa kepada-Nya dan Dia memberitahu kepada manusia akan kuasa-Nya yang dengan kekuasaan-Nya itu Dia menciptakan manusia dari jiwa yang satu yakni Adam As."
Imam al-Qurtubi berkata: "Ingatlah! Bahwa yang dimaksud dengan nafs di sini adalah Adam As."
Dan masih banyak lagi para mufasir klasik, mereka menafsirkan jiwa yang satu tersebut dengan nabi Adam As.
Senada dengan surat an-Nisaa ayat pertama, dalam surat al-An'am ayat 98 Allah ungkapkan dengan redaksi sedikit berbeda.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Dan Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), maka (bagimu) ada tempat menetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda (kebesaran Kami) kepada orang-orang yang mengetahui."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 98)
Dalam ayat ini Allah menggunakan diksi ansyaakum dan dimaknai hampir sama yakni menciptakan, padahal sejatinya makna asalnya adalah menumbuhkan atau mengembangbiakkan.
Dan para mufasirin sepakat bahwa yang dimaksud ayat 98 surat al-An'am ini adalah nabi Adam As. sebagai jiwa yang satu tersebut.
Perspektif Ilmu Pengetahuan
Di kalangan para ilmuwan antropolog dan arkeolog berkembang pesat penemuan-penemuan fosil yang terkubur ribuan tahun lamanya.