Walaupun sarana dan prasarana seadanya semua itu tidak menjadi penyebab lemah semangat bagi para relawan.
Jarak tempuh yang relatif jauh serta medan yang lumayan menantang apalagi di musim hujan.
Semua seolah terabaikan karena terdorong niat ikhlas menjalankan perintah Allah Swt. berapa pun jumlah peserta pengajian  atau jamaah Jumat tidak menjadi masalah.
Anak-anak madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) berkisar 10 orang anak, semua rata-rata berusia sekolah dasar, belajar mengaji dengan penuh semangat.
Setelah berjalan selama hampir satu tahun. Akhirnya banyak komunitas lain yang melirik kegiatan KOMPASS, dan mengadakan kolaborasi dalam menjalankan misi dakwah di Cisoka.
Ada komunitas Iqra kemudian Percikan iman dan lain-lain. Semua berkolaborasi dalam mendidik pengetahuan agama warga Cisoka sehingga tugas dakwah pun menjadi ringan.
Respons warga
Saat pertama kedatangan para relawan KOMPASS pengurus Rt dan tokoh setempat menunjukkan respons positif, mereka sangat bergembira atas kepedulian relawan terhadap warga kampung Cisoka.
Sambutan hangat itu bukan hanya sekedar di mulut namun kenyataannya mereka menjamu para tetamu dengan ramah dan nasi liwet khas sunda.
Rasa kekeluargaan terjalin begitu rupa. Terkadang para relawan sengaja menginap (camping) di akhir pekan.
Hasil bumi para warga seperti  kopi, umbi-umbian, jambu air dan sebagainya terkadang dibeli oleh para relawan KOMPASS. Penerimaan warga yang begitu terbuka menjadi jalan mulus bagi dakwah pelosok di Cisoka.