Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhir Hayat yang Sangat Indah

17 Desember 2021   12:45 Diperbarui: 17 Desember 2021   14:26 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by pixabay.com

Genap sepekan warga Jawa Barat, terkhusus warga kota Bandung dikagetkan oleh pemberitaan meninggalnya Oded Mohamad Danial Walikota Bandung, (20 September 2018 - 10 Desember 2021).

Sejatinya Mang Oded -panggilan akrab- sang Walikota, akan menjadi imam sekaligus khatib Jumat di Masjid Raya Mujahidin, Bandung.

kita semua tersentak mendengarnya mungkin peribahasa yang cocok untuk kejadian ini adalah bagaikan petir di siang bolong.

Bagaimana tidak sang Walikota yang masih gagah sedikit pun tak tampak seperti orang yang sedang sakit.

Bahkan sesaat sebelum ajal menjemput, dia masih bercengkerama seperti biasa saat istirahat sejenak di kantor masjid bersama dengan beberapa pengurus masjid.

Mungkin itulah tafsir hakiki, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan."

(QS. Al-Jumu 'ah 62: Ayat 8).

Bahwa kematian yang berusaha kamu hindari, padahal sejatinya kematian itulah yang menemuimu.

Kejadian yang menggemparkan itu dapatlah kita ambil hikmah dan pelajarannya. Bahwa siapa pun kita, suatu saat akan kembali kepada-Nya, yang membedakan hanyalah urusan waktu saja.

Ada kata-kata bijak, seseorang mati menurut kebiasaannya, artinya jika dia terbiasa beribadah maka akan mati dalam keadaan beribadah.

Pun sebaliknya jika seseorang biasa melakukan kemaksiatan maka dia akan mati dalam kemaksiatan.

Karena kita tidak tahu kapan kita akan diwafatkan, maka melakukan hal-hal yang baik haruslah menjadi kebiasaan.

Apa yang terjadi pada almarhum Mang Oded juga disinyalir karena kebiasaan beliau dalam mendahulukan kepentingan ibadah kepada Allah di atas kepentingan lain.

Menurut beberapa kesaksian dari keluarganya ataupun dari stafnya, mengonfirmasi bahwa memang ketaatan Mang Oded dalam beribadah tidak diragukan lagi. Itu pula yang membuat iri orang-orang yang ditinggalkannya.

Kematian saat beribadah insyaAllah termasuk dalam kategori syahadah (mati syahid), kemudian belakangan populer di negeri kita dengan sebutan husnu al-khatimah.

Dalam literatur Islam sangat minim sekali pengistilahan husnu al-khatimah ini. Ada satu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dengan redaksi, "bahwasanya semua amal itu tergantung akhir hidupnya."

Redaksi sebelumnya malah menceritakan tentang seseorang yang berperilaku ahli surga namun diakhir hayatnya beramal seperti amalan ahli neraka, juga sebaliknya seseorang yang berperilaku ahli neraka namun diakhir hayat beramal seperti amalan ahli surga.

Nabi Saw. menegaskan bahwa amal itu bergantung diakhir (al-khatimah) hayatnya. Maka kata al-khatimah inilah yang menjadi populer di kita dengan dibubuhi satu kata diawal yaitu husnu yang berarti baik, jadilah satu rangkaian kata husnu al-khatimah bermakna seseorang yang baik amalnya saat ajal menjemput.

Dalam literatur Islam yang paling familier pengistilahannya adalah syahadah (syahid). Siapa pun yang wafat dalam keadaan berserah diri kepada Allah, ikhlas dalam beribadah, maka itu bisa dikategorikan mati syahid.

Kategori mati syahid

Berikut beberapa kategori seseorang bisa dikatakan dalam kondisi syahid. Bersandar pada hadis dari Jabir bin Atik, diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Pertama, mati di jalan Allah. Pada umumnya orang yang berjihad di jalan Allah dengan berperang melawan orang-orang kafir kemudian terbunuh maka layaklah dia masuk dalam kategori mati syahid.

Kedua, mati karena suatu wabah, tha'un atau pandemi penyakit yang mematikan. Saat ini (2021), kita merasakannya betapa pandemi covid-19 sangat ganas menyerang warga, sudah ribuan korban yang wafat akibat terinfeksi virus. Semoga para korban covid-19 di tempatkan oleh Allah di tempat para syuhada, karena salah satu kategori dari syahid adalah wafat karena wabah.

Ketiga, mati karena tenggelam. Kematian secara mendadak karena tenggelam, Nabi Saw. Memasukkannya sebagai kategori syahid.

Keempat, mati tertimpa suatu benda. Kematian seseorang disebabkan tertimpa bangunan, pohon tumbang atau apa pun yang menimpa dirinya. Itu termasuk kategori mati syahid.

Zaman sekarang alat transfortasi terbuat dari besi, baja dan semisalnya. Sebelumnya tidak dikenal di zaman Nabi Saw. hari ini jutaan kendaraan tersebut memadati ruas-ruas jalan setiap harinya.

Hal tersebut memungkinkan sekali terjadinya kecelakaan lalu lintas. Sering sekali kita mendengar korban kecelakaan lalu lintas itu mati.

Maka korban kecelakaan itu pun termasuk dalam kategori syahid. Karena dia mati tertabrak atau tertimpa benda keras yang menyebabkan kematian.

Kelima, radang paru atau TBC. Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV.

Penyakit ini disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Penyakit ini dulu sangat mengerikan sebelum ditemukan obatnya, namun di era  modern saat ini penyakit TBC bisa disembuhkan melalui serangkaian pengobatan yang sangat disiplin.

Jika pun penderita TBC meninggal dunia maka termasuk kategori syahid, seperti yang disabdakan Nabi Saw.

Keenam, wafat karena hamil. Seorang wanita yang meninggal dalam keadaan hamil atau saat melahirkan, maka dia termasuk dalam kategori mati syahid.

Nabi Saw. mengabarkan bahwa jika anak dan ibunya meninggal saat dalam kandungan maka si anak akan menarik ibunya ke surga.

Ketujuh, mati karena terbakar. Seseorang jika wafat dalam kondisi terbakar itu pun masuk kategori syahid.

Contoh kasus korban letusan gunung Semeru, mereka yang meninggal dunia saat tertimbun debu panas yang membakar seluruh badannya maka mereka termasuk kategori syahid.

Kedelapan, wafat karena sakit perut yang hebat. Apabila seseorang menderita sakit perut yang hebat atau penyakit lambung semisal maag kronis, usus buntu dan lain sebagainya. Maka di dia termasuk kategori mati syahid.

Selain delapan kategori tersebut Nabi Saw. menambahkan beberapa kategori lain, seperti yang diriwayatkan An-Nasai dari sahabat Sa'id bin Zaid.

Yaitu mereka yang terbunuh karena membela harga diri, keluarga dan menjaga harta.

Semua kategori ini terbingkai dalam diri seorang mukmin, muslim dan mukhlis. Husnu al-khatimah adalah hakikatnya wafat dalam kondisi syahadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun