tema dan melakukan gerak lagu sesuai tema yaitu tanaman obat.
Hasil dari praktik yang saya laksanaka ini dikatakan efektif dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD karena dalam proses pembelajaran dikemas dengan kegiatan yang menyenangkan dan dengan pemilihan media "clay" anak merasa senang karena sebelumnya belum pernah menggunakan media seperti itu, biasanya dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan lembar kerja. Dengan membuat "clay", membentuk tanaman obat, dan mengurutkan pola menggunakan "clay" kemampuan anak dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dapat meningkat dibandingkan sebelum menggunakan media pembelajaran yang dipilih. Hal tersebut terlihat saat proses pembelajaran berlangsung dari 8 anak yang masih mengalami kesulitan dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD tinggal 3 anak yang masih belum dapat mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat, namun setelah diberi kalimat pemantik akhirnya 3 anak tersebut dapat mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat walaupun masih dengan sedikit bantuan dari guru.
Respon orang lain terkait dengan strategi yang saya lakukan yaitu kepala sekolah memberikan respon positif dengan memberikan komentar bahwa media pembelajaran yang digunakan unik dan belum pernah digunakan sebelumnya. Selain itu guru lain juga memberikan komentar bahwa praktik ini efektif untuk digunakan karena sudah mengganti lembar kerja menggunakan media lain berupa "clay" yang digunakan sebagai media untuk mengurutkan pola ABCD-ABCD dan anak senang saat mengikuti pembelajaran.
Pembelajaran dari seluruh proses yang telah saya lakukan yaitu kemampuan anak dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dapat meningkat dengan baik dan anak menjadi lebih antusias saat mengikuti pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H