Mohon tunggu...
Taruri Deti Aniska
Taruri Deti Aniska Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru Taman Kanak Kanak di Kabupaten Bantul DIY

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice PPL 4

13 Desember 2022   20:23 Diperbarui: 13 Desember 2022   20:47 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Best Practice ini saya susun berdasarkan praktik pengalaman lapangan yang saya lakukan di TK Masyithoh Kalangan dengan tujuan agar anak dapat mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat. Praktik ini saya laksanakan pada hari Kamis, 24 November 2022 di kelompok B. Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini yaitu 8 dari 12 anak kelompok B masih mengalami kesulitan dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD. Hal ini terlihat setelah saya mengamati, melakukan identifikasi masalah dan dapat saya simpulkan bahwa permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor, diantaranya:

  • Anak belum bisa membedakan pola dan belum mengenal urutan pola
  • Terbatasnya media pembelajaran yang digunakan guru untuk mengenalkan urutan pola ABCD-ABCD
  • Kegiatan pembelajaran untuk mengurutkan pola ABCD-ABCD kurang bervariasi
  • Guru kurang berinovasi dalam pembelajaran sehingga anak kurang tertarik untuk melakukan kegiatan

Praktik ini penting dibagikan karena menurut saya dapat digunakan untuk berbagi pengalaman dengan orang lain termasuk guru di lingkungan sekolah. Selain itu juga untuk memotivasi diri saya sendiri agar dapat memberikan pembelajaran yang menarik bagi anak supaya perkembangan anak khusunya aspek kognitif dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dapat berkembang dengan optimal.

Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu saya sebagai guru yang menemukan permasalahan anak bertanggung jawab dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat.

Tantangan dalam mencapai tujuan pembelajaran ini yaitu:

  • Kemampuan anak dalam mengenal dan mengurutkan pola ABCD-ABCD masih belum berkembang dengan optimal.
  • Media yang digunakan kurang bervariasi
  • Kurang memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi dalam kegiatan pembelajaran

Pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan yaitu kepala sekolah, guru (teman sejawat), peserta didik, dan orang tua/wali murid

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:

  • Merancang perangkat pembelajaran yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengambil tema tanaman obat
  • Merancang media pembelajaran yang dapat menarik minat anak
  • Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran berupa "clay"

Strategi yang digunakan dalam praktik ini saya mengemas kegiatan pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan dan didukung dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi yaitu menampilkan video pembelajaran sesuai tema, serta melakukan gerak dan lagu sesuai tema yaitu tanaman obat.

Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini yaitu anak mengambil undian kartu warna kemudian meneteskan warna sesuai yang ada pada kartu, menguleni adonan clay sampai warna tercampur rata. Setelah adonan sudah kalis kemudian anak berbagi dengan teman kelompoknya supaya teman yang lain mendapatkan warna yang berbeda yang digunakan untuk membuat bentuk tanaman obat. Kemudian anak membentuk menyerupai bentuk aslinya menggunakan warna yang didapatnya, warna kuning (jeruk nipis), orange (kunyit), coklat (jahe), hijau (lidah buaya). Setiap bentuk tanaman obat dibuat sebanyak 4 buah sehingga jumlah keseluruhan bentuk tanaman obat yang dibuat anak sejumlah 16. Setelah semua bentuk selesai, anak mengambil figura kemudian mengurutkan pola ABCD-ABCD sesuai keinginan anak dengan cara menempelkan menggunakan lem fox.

Sumber daya atau materi untuk melaksanakan praktik:

  • Alat dan bahan: media clay (tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, lem fox, minyak goreng, pewarna makanan, wadah plastik), figura
  • Sarana prasarana: laptop dan speaker

Materi pembelajaran: video pembelajaran tentang tanaman obat.

Dampak aksi dari langkah-langkah yang saya lakukan yaitu anak yang tadinya belum begitu mengenal urutan pola menjadi lebih mengenal urutan pola ABCD-ABCD. Selain itu anak merasa senang karena kegiatan dilakukan dengan cara anak terlibat langsung dalam mencampur warna. Anak menjadi lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran karena menggunakan video pembelajaran sesuai

tema dan melakukan gerak lagu sesuai tema yaitu tanaman obat.

Hasil dari praktik yang saya laksanaka ini dikatakan efektif dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD karena dalam proses pembelajaran dikemas dengan kegiatan yang menyenangkan dan dengan pemilihan media "clay" anak merasa senang karena sebelumnya belum pernah menggunakan media seperti itu, biasanya dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan lembar kerja. Dengan membuat "clay", membentuk tanaman obat, dan mengurutkan pola menggunakan "clay" kemampuan anak dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dapat meningkat dibandingkan sebelum menggunakan media pembelajaran yang dipilih. Hal tersebut terlihat saat proses pembelajaran berlangsung dari 8 anak yang masih mengalami kesulitan dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD tinggal 3 anak yang masih belum dapat mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat, namun setelah diberi kalimat pemantik akhirnya 3 anak tersebut dapat mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat walaupun masih dengan sedikit bantuan dari guru.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang saya lakukan yaitu kepala sekolah memberikan respon positif dengan memberikan komentar bahwa media pembelajaran yang digunakan unik dan belum pernah digunakan sebelumnya. Selain itu guru lain juga memberikan komentar bahwa praktik ini efektif untuk digunakan karena sudah mengganti lembar kerja menggunakan media lain berupa "clay" yang digunakan sebagai media untuk mengurutkan pola ABCD-ABCD dan anak senang saat mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran dari seluruh proses yang telah saya lakukan yaitu kemampuan anak dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dapat meningkat dengan baik dan anak menjadi lebih antusias saat mengikuti pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun