Best Practice ini saya susun berdasarkan praktik pengalaman lapangan yang saya lakukan di TK Masyithoh Kalangan dengan tujuan agar anak dapat mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat. Praktik ini saya laksanakan pada hari Kamis, 24 November 2022 di kelompok B. Adapun kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini yaitu 8 dari 12 anak kelompok B masih mengalami kesulitan dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD. Hal ini terlihat setelah saya mengamati, melakukan identifikasi masalah dan dapat saya simpulkan bahwa permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor, diantaranya:
- Anak belum bisa membedakan pola dan belum mengenal urutan pola
- Terbatasnya media pembelajaran yang digunakan guru untuk mengenalkan urutan pola ABCD-ABCD
- Kegiatan pembelajaran untuk mengurutkan pola ABCD-ABCD kurang bervariasi
- Guru kurang berinovasi dalam pembelajaran sehingga anak kurang tertarik untuk melakukan kegiatan
Praktik ini penting dibagikan karena menurut saya dapat digunakan untuk berbagi pengalaman dengan orang lain termasuk guru di lingkungan sekolah. Selain itu juga untuk memotivasi diri saya sendiri agar dapat memberikan pembelajaran yang menarik bagi anak supaya perkembangan anak khusunya aspek kognitif dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dapat berkembang dengan optimal.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu saya sebagai guru yang menemukan permasalahan anak bertanggung jawab dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengurutkan pola ABCD-ABCD dengan tepat.
Tantangan dalam mencapai tujuan pembelajaran ini yaitu:
- Kemampuan anak dalam mengenal dan mengurutkan pola ABCD-ABCD masih belum berkembang dengan optimal.
- Media yang digunakan kurang bervariasi
- Kurang memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi dalam kegiatan pembelajaran
Pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan yaitu kepala sekolah, guru (teman sejawat), peserta didik, dan orang tua/wali murid
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:
- Merancang perangkat pembelajaran yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang mengambil tema tanaman obat
- Merancang media pembelajaran yang dapat menarik minat anak
- Membuat dan mempersiapkan media pembelajaran berupa "clay"
Strategi yang digunakan dalam praktik ini saya mengemas kegiatan pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan dan didukung dengan menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi yaitu menampilkan video pembelajaran sesuai tema, serta melakukan gerak dan lagu sesuai tema yaitu tanaman obat.
Proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini yaitu anak mengambil undian kartu warna kemudian meneteskan warna sesuai yang ada pada kartu, menguleni adonan clay sampai warna tercampur rata. Setelah adonan sudah kalis kemudian anak berbagi dengan teman kelompoknya supaya teman yang lain mendapatkan warna yang berbeda yang digunakan untuk membuat bentuk tanaman obat. Kemudian anak membentuk menyerupai bentuk aslinya menggunakan warna yang didapatnya, warna kuning (jeruk nipis), orange (kunyit), coklat (jahe), hijau (lidah buaya). Setiap bentuk tanaman obat dibuat sebanyak 4 buah sehingga jumlah keseluruhan bentuk tanaman obat yang dibuat anak sejumlah 16. Setelah semua bentuk selesai, anak mengambil figura kemudian mengurutkan pola ABCD-ABCD sesuai keinginan anak dengan cara menempelkan menggunakan lem fox.
Sumber daya atau materi untuk melaksanakan praktik:
- Alat dan bahan: media clay (tepung beras, tepung terigu, tepung maizena, lem fox, minyak goreng, pewarna makanan, wadah plastik), figura
- Sarana prasarana: laptop dan speaker
Materi pembelajaran: video pembelajaran tentang tanaman obat.
Dampak aksi dari langkah-langkah yang saya lakukan yaitu anak yang tadinya belum begitu mengenal urutan pola menjadi lebih mengenal urutan pola ABCD-ABCD. Selain itu anak merasa senang karena kegiatan dilakukan dengan cara anak terlibat langsung dalam mencampur warna. Anak menjadi lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran karena menggunakan video pembelajaran sesuai