Mohon tunggu...
dharu suwandono
dharu suwandono Mohon Tunggu... Guru - ora penting dadi opo-opo, nanging dadio opo-opo sing manfaati

no profile with me, but many profile with us

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

THE RUNES - Beginning (Bagian dua)

24 Desember 2024   18:53 Diperbarui: 24 Desember 2024   18:53 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : edit Freepik, PNG tree and etc

  • Mengenai wilayah dan kekuasaan, paling timur.

Dalam dunia mereka, Gloebh dikenal sebagai wilayah yang sangat luas, akan tetapi hanya beberapa tempat yang sanggup mereka tuangkan dengan jelas dalam sebuah lembaran atau peta. Lokart -bahasa Gloebh- atau dalam bahasa kita peta utama tentang Gloebh adalah merupakan bagian penting dalam buku hijau, yakni buku para Peziarah.

Lokart merupakan potongan terpisah dari kulit Yahmihhe, pemimpin dari para Yalti White Light puncak Lordland. Dimana tersebar seperti mitos penuh dengan misteri yang hanya para penjaga masa Gloebh terdahulu yang mengetahui rahasianya. Lokart juga merupakan salah satu lembaran penting dan sering kali menjadi incaran para penguasa karena rahasia yang dimilikinya.

Lain hal dengan lembar berikutnya, setiap wilayah seperti Oldsand, Barhain, Lordland atau wilayah lain juga digambarkan dengan lembaran-lembaran kecil terpisah yang biasa disebut Dehna dan beberapa penjelasan singkat tentang keunikannya. Sedangkan wilayah di luar penglihatan, hanya mereka ceritakan sebagai rumor-rumor atau ketabuan yang tak perlu diketahui.

Dalam catatan dan pengetahuan mereka, wilayah paling utara adalah sederetan bukit tinggi dengan puncak paling tinggi yang dikenal dengan Skyfeet atau kaki langit, begitulah mereka menyebutnya. Bukit itu seperti raksasa ular  batu berbaris, besar tinggi dan hitam. Dari jarak yang sangat jauh terlihat sangat indah dan mirip benteng yang kokoh.

Sampai tersiar kabar beberapa Gnom yang berpijak di pesisir, tepatnya dalam perjalanan di bawah kabut -yang juga menjadi cerita penting di buku pertama-, selatan kaki langit, mereka menyusur dan menggambarkan bukit itu seperti kejahatan yang tertidur. Lereng-lereng yang terjal dengan  puncak yang tak pernah terlihat karena awan gelap selalu menutupi puncaknya.

Tak ada satupun celah yang mereka temukan untuk melewati dasarnya, bahkan beberapa terus berusaha mencari lubang ataupun tebing dengan rute aman yang sanggup dilalui. Rasa penasaran yang amat sangat menjadikan para petualang itu sanggup dan berani menantang awan ataupun kabut-kabut hitam yang sanggup membuat yang menatapnya takut dan berkidik, sayangnya perjalanan itu tak membawa banyak hasil melainkan banyak korban jiwa.

Di balik Skyfeet adalah tanah yang tak dikenal dan sebagian dari mereka sangat yakin bahwa wilayah itu adalah tanah kematian bagi mereka-mereka yang tersesat. Dimana diriwiyatkan oleh beberapa leluhur mereka, dalam catatan-catatan yang berisi kata-kata bahasa kurcaci, tepatnya buku besi dan tanah, yang juga menjadi rujukan dari beberapa karya Dhois. Wilayah itu sangat luas, dan tak seorangpun dalam dunia penghuni Gloebh mampu memastikan seberapa luas tempat itu.

Entah Skyfeet hanyalah sebuah wilayah, atau hanya wajah yang menutup dan membatasi apa yang tersembunyi di baliknya. Konon, banyak sekali mahluk-mahluk kegelapan lahir atau bahkan mendiami wilayah itu, seperti Imp sejenis Mers yang jiwa dan hati mereka terbuat dari bara gerbang maut yang hanya ingin menghancurkan dengan kemarahan-kemarahan mereka.

Mayat hidup yang  dikenal dengan Raks dengan beberapa jenis dari mereka seperti Igors ataupun Troll, sampai Gorgoyle kematian yang berdiri tegak dengan peringainya yang menakutkan, buruk dan hitam. Tetapi asal muasal mereka lebih kuno dari yang pernah dibayangkan seperti awal terciptanya kegelapan, tak pernah pasti diketahui bahkan oleh kaum bijak sekalipun.

Skyfeet akan menjadi wajah ketakutan di kisah The Runes. Banyak sekali dalam penulisan buku, terutama buku pertama* dan kedua* yang akan menggunakan latar di tempat yang digambarkan sebagai tempat sangat hitam dan buruk. Garis besar cerita adalah mengenai perhatian penghuni masa Gloebh terhadap hitamnya Skyfeet, sebagai latar masalah yang menarik dengan ciri keunikan dan ketakutan para penghuni Gloebh akan keberadaannya.

Bergeser ke-selatan, tepatnya paling timur deretan kaki langit adalah Oldsand. Wilayah Oldsand menjadi sangat tidak bersahabat di zaman kedua ini karena beberapa hal yang akan dijelaskan sejalan dengan kisah The Runes. Tanah Oldsand yang luas, sekitar 57 STA -kurang lebih 95 kilometer- membujur dari selatan ke utara, dan bentangan panjang mencapai 225 STA -kurang lebih 365 kilometer- adalah padang pasir yang sangat luas.

Tanah Oldsand terbagi atas tiga wilayah yaitu barat, timur utara dan timur selatan yang kesemuanya mempunyai luasan yang kurang lebih sama. Ketiga wilayah Oldsand mempunyai cirikhas yang unik dan berbeda di setiap wilayah walaupun wilayah itu hanya dikenal sebagai tanah berpasir yang tak bertuan, karena penguasa mereka yang dianggap gila dan tak pernah memutuskan kejelasan apapun.

Paling barat adalah Clorsabbia. Dengan suhu yang sangat panas, menjadikan tanah itu hampir tak berpenghuni terkecuali daerah yang mendekati perbatasan tanah berbatu atau pesisir pantai. Banyak sekali para Mers manusia yang mendiami perbatasan-perbatassan itu sebelum perang akbar di zaman pertama, akan tetapi jarang di temui Mers bebas sejak para Bargjak mulai membuat tempat itu menjadi tidak aman lagi.

Tepat di tengah dan memanjang ke Timur sekitar kurang lebih 60 kilometer terdapat tempat paling menakutkan di wilayah Oldsand yang dikenal dengan Harmsfire. Tak satupun Mers manusia mampu melewati bentangan Harmsfire tanpa bantuan berang-berang pasir ataupun kereta angin.

Tanah pasir di Harmsfire sangatlah lembut dan panas, bahkan debu yang tercipta karena tiupan angin akan seperti racun jika sampai terhirup. Harmsfire menjadi tempat yang berguna bagi penghuni Oldsand untuk menghancurkan pasukan-pasukan musuh ataupun serangan mahluk -mahluk liar atau mahluk-mahluk kegelapan.

Timur Selatan dikenal dengan Lessorra, dengan cirikhas yang berbeda, karena banyak sekali tumbuhan yang hidup di daerah itu. Hal itu disebabkan karena cuaca di Lessorra yang tidak cukup ekstrim, walaupun masih tetap saja cirikhas Oldsand tetap melekat, panas dan berdebu. Banyak kubangan air besar, tapi tak bisa dikatakan sebagai danau ,yang sering kali menjadi sumber air bagi pusat peradaban-peradaban di  Lessorra.

Lessorra adalah wilayah Oldsand yang paling banyak penghuninya, dan menjadi yang paling nyaman baik bagi penduduk asal ataupun para petualang-petualang yang singgah, bahkan salah satu tempat menjadi pusat hiburan terbesar di Gloebh yang dikenal Grovenmac. Tetapi sayang tempat itu seringkali menjadi tempat-tempat hiburan bagi yang sesat.

Beralih ke utara Olsharrea, atau yang biasa disebut pesisir pasir utara. Walaupun suhu di Olsharrea juga tidak terlalu ekstrim akan tetapi masih lebih panas jika dibandingkan dengan Lessorra dan juga tidak lebih panas dari pada Clorsabbia, karena angin-angin masih melewati daerah itu.

Angin yang bertiup dari lereng-lereng Skyfeet pada sepertiga tahun terakhir sangatlah kencang, dan sebagian menimbulkan badai-badai pasir yang mematikan di wilayah itu. Mungkin karena perbedaan suhu yang ekstrim pada pusaran badai besar saat itu terjadi, bahkan dikabarkan sanggup mengeluarkan gemuruh yang menakutkan, dan hal itu pula yang membuat para penghuni Oldsand tak banyak mendiami tempat-tempat di Olsharrea.

Tepat di tengah Olsharrea dan hampir menyentuh perbatasan Clorsabbia, terdapat pusat peradaban Oldsand yang berbeda jika dilihat dari ciri dari tanah berpasir Oldsand, dan tak semestinya juga dapat disebut sebagai wilayah kekuasaan atau kerajaan. Wilayah itu juga menjadi pusat pemerintahan Oldsand dengan sebutan Eithophar, atau yang mereka kenal dengan benteng pasir batu yang besar.

Eithophar memiliki tinggi 12 SGA -atau setinggi kurang lebih 15 meter- dengan tebal dinding paling kecil kurang lebih 3 SGA -sekitar 3,5 meter- adalah pasir batu tebal yang tak bisa diruntuhkan oleh Baraculla1 sekalipun. Eithophar sebenarnya bukan tersusun dari batu-batu keras di masa Gloebh, akan tetapi benteng dengan bentuk yang hampir oval itu berdiri dari serpihan pasir keras, Gismeliz, yang dapat melekat sangat kuat seperti batu, dengan sedikit lendir air liur dari berang-berang pasir yang disebut Eikhol.

Eithophar mempunyai ciri unik yang menjadi keunggulan dan kebanggan penguasa Oldsand dan rakyatnya. Dengan diameter 3 STA -atau sekitar 5 kilometer-, benteng besar itu sanggup bergeser (berpindah) dari tempatnya yang berdiri kuat dan kokoh, sehingga tidak pernah ditemukan lokasi yang pasti dalam Lokart mengenai posisinya.

Menurut kabar jalur perpindahan mengikuti badai pasir besar yang kekuatannya sanggup memindahkan benteng besar itu, dan sebagian menceritakan sebagai mitos, bahwa naga pasir telah terbangun dan bergerak diantara pasir yang lembut. Yang jelas, hal yang paling memungkinkan adalah pergerakan pasir itu sendiri yang hampir mirip air di lautan, tak ada yang pasti dan menetap

Peradaban-peradaban padang Oldsand lebih di dominasi oleh kalangan Duns -ksatria atau prajurit-. Setelah perang akbar zaman pertama, wilayah yang hampir seluruh kawasannya di diami oleh berang-berang pasir itu dikuasai oleh keturunan Ballafin dari kasta Duns pesisir utara, Lord Lintmids atau sebutan Traksh dari beberapa orang yang tak menyukainya, yang berarti kegilaan sang penguasa.

Dari beberapa Duns yang berjiwa pemberani, tegas dan bahkan bijak, hanya dari golongan pesisir utara yang ber-ambisi untuk bertaruh, ataupun menguasai yang lain sebagai harga diri seorang ksatria, dan bahkan melanggar aturan-aturan sakral di masa Gloebh hanya untuk memenuhi apa yang diinginkan.

Dari perjanjiannya dengan penguasa tanah berbatu Glahad ataupun beberapa Gnom yang mendiami wilayah Barhain, tentunya sebelum kegilaan mulai menutupi sifatnya, Lintmids membuat jalan-jalan besar dari gizmeliz, walaupun hanya beberapa penguasa Gnom yang sepakat akan fungsi yang menguntungkan bagi Gnom.

Jalan besar itu atau yang disebut Aubta, membentang dari batu Glahad sampai keperbatasan-perbatasan mereka sebelah selatan ke Barhain ataupun sebagian kecil ke Past-junggle, dan itu membuat para pendatang dari wilayah seberang tak mengalami kesulitan kesulitan yang ber-arti saat melintas tanah berpasir, yang sesak dan menyesatkan.

Mereka sendiri, para penghuni atau ksatria pasir jarang sekali bergerak di jalan-jalan keras dan besar Aubta. Karena sebenarnya itu adalah strategi perang yang menjadikan kekuasaan tangan-tangan batu Glahad tak bergerak dan tenggelam di tanah berpasir.

Beralih dari jalan besar Oldsand menuju pesisir selatan membentang dua wilayah tanah tak bertuan yang sangat luas, Barhain dan Past Junggle. Pada zaman kedua setelah perang besar hanya Past Juggle yang  masih menjadi tanah tak bertuan, karena tanah-tanah benteng Tua sudah dikuasai oleh para Gnom, dengan mendirikan benteng paling besar di masa Gloebh dan menjadi kebanggaan mereka, Goldshammer.

Pertemuan para petinggi dewan Gloebh di payung Ulshtar memberikan maklumat, tepatnya setelah akhir perang besar di zaman pertama. Bahwa sangat bijak memberikan para Gnom tanah dan air, serta kekuasan bagi mereka yang telah berjuang bersama mempertahankan Gloebh melewati kegelapan di akhir zaman pertama. Dan maklumat itu juga menuntut semua kebijakan dan tangggung jawab kaum Gnom akan nasib Gloebh, walaupun dari keyakinan mereka sendiri hal itu tak perlu dipertegas.

Di awal zaman Kedua, dengan kebebasan yang diberikan, mereka para Gnom memutuskan mendirikan sebuah pusat pemerintahan besar pada umumya, dan menjadikan Olav putra Gorav sebagai raja pertama yang memimpin Barhain. Walaupun merupakan keputusan bersama semua petinggi Gnom, tentu keputusan itu tak berjalan sederhana, banyak pertimbangan-pertimbangan dan perdebatan panjang selama 3 hari hanya untuk memilih raja bagi golongan mereka.

Di masa raja Olav, Barhain tak membangun banyak infrastruktur melainkan hanya menyepakati beberapa hal-hal dengan para dewan Gnom ataupun dengan dewan Ulshtar. Banyak sekali kebijakan-kebijakan yang hanya berorientasi pada penyediaan suplai makanan ataupun alat-alat berat pertambangan.

Olav tak seberuntung Gnom lain yang harus mempunyai pewaris tahta untuk meneruskan semua keinginannya. Hargav, putranya  telah terbunuh saat perjalanan di pesisir karang laut, karena segerombolan troll besar menyerang rombongan mereka, dan tak satupun yang selamat dari serangan itu.

Kepemimpinan berlanjut ke Nehro putra Ighro, seorang ksatria kapak perak -ksatria yang sangat dikagumi oleh bangsa mereka karena keahliannya- yang menikah dengan keponakan dari Olav, Gista putri Ergav. Dengan pertimbangan dari bentuk kepemimpinannya akan beberapa kecemasan perang, mahakarya Goldhammer berdiri megah di masanya.

 Nehro yang juga sangat kehilangan akan Hargav berupaya mencari penyebab semua kebrutalan di pesisir karang laut. Akan tetapi usahanya mencari pengetahuan dan berita tak mendapat dukungan dari dewan Gnom, begitu juga sang putri yang meminta hal sama dan peduli akan nasibnya. Akan banyak waktu yang terbuang dan pikiran akan menjadi lambat dan tua, karena dianggap peristiwa itu hanya sebuah kebengisan mahluk liar.

Beberapa tahun pemerintahan Nehro, Barhain bergerak melebihi wilayah lain. Dengan keahlian para kurcaci Barhain menjadi negara makmur dan kaya.  Tak sedikit yang memanfatkan keahlian mereka seperti memahat, mengukir bahkan menempa logam-logam. Mereka membuat patung-patung besar, ataupun ukiran-ukiran sejarah tahta-tahta agung di seluruh Gloebh, seperti patung Ginlion, sebutan untuk leluhur mereka yang berani.

Di setiap gerbang benteng-benteng besar mereka, patung-patung Ginlion adalah kebanggaan mereka, keagungan yang terlihat dari besarnya ukuran dan sampai pada catatan-catatan buku mereka yang di abadikan dalam balairung besar Rhayole. Aula itu menjadi sangat penting dengan bentuk bangunan yang menyerupai ukiran batu yang sangat besar, dan yang tak kalah penting, aula itu menjadi sumber pengetahuan dan cerita sejarah yang tidak hanya berguna bagi kaum mereka saja.

Dengan berkah yang mereka miliki, tidak terlihat sedikitpun ambisi ataupun keserakahan seperti para Eidhels untuk memanfaatkan penghuni Gloebh yang lain, akan tetapi kelemahan mereka justru terletak oleh kebanggaan mereka sendiri yang terlihat seperti sebuah kesombongan.

Dalam sejarah Gloebh peradaban mereka berkembang sangat pesat diantara yang lain, dan menjadikan Barhain menjadi wilayah yang megah. Pada suatu acara yang mereka sebut Balockna, mereka berkompetisi dalam pembuatan karya-karya yang sanggup membuat yang mahir terlihat hebat diantara yang lain, dan itu seperti acara yang sakral bagi kaum mereka.

Balockna juga menjadi salah satu bentuk dari sebuah kemegahan dengan apa yang telah diperlihatkan dengan kualitas kompetisi yang sangat baik. Kemegahan yang didapat dari hasil keahlian dan pertukaran barang-barang hasil tambang, baik hiasan-hiasan bernilai seni atau senjata-senjata berat juga mereka prioritaskan sebagai kebanggaan, dan sayanganya hal itu membuat "tersenyum" Mers dari golongan Eidhels yang sering kali ikut bersepakat dengan maksud dan tujuan tertentu.

Akan banyak sekali yang dapat diberitakan jika membahas tentang asal muasal Bahrain ataupun keunikan-keunikanya yang mewarnai sejarah Gloebh. Pembaca akan dapat mengetahui lebih banyak cerita dari mereka sejalan dengan kisah The Runes, karena banyak hal yang akan menjadi jelas dan menarik seiring dengan beberapa kisah-kisah yang saling mendukung satu sama lain.

  • Mengenai wilayah dan kekuasaan,  Bagian tengah . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun