Orang yang dilanda rasa takut berlebihan tanpa ada kejelasan yang bermaksud untuk diperkirakan dugaannya, biasanya selalu mencari keramaian dan tak ingin masuk ke dalam kegelapan. Dan setiap mau tidur, biasanya Alex selalu mematikan lampu kamar.Â
Namun, sejak rasa takut itu menyerang, semua lampu yang ada di rumah itu dinyalakan terkecuali kamar Lisa dan Lesi sebab kedua anak-anak itu tak ingin tidur dalam suasana terang benderang.
Lisa heran melihat ayahnya seperti itu. "Ayah kenapa? Kenapa lampu dinyalakan semua? Kan sayang listrik, Yah."
Singkat saja Alex menjawab, "Ayah takut gelap, Lisa!" sesudah itu ia tidur tanpa menghiraukan anaknya yang masih mengamati dirinya dengan terheran-heran melalui celah pintu.
Tengah malam itu, Alex mendengar deringan pesawat telepon dari ruang tengah sana. Meski rasa kantuk masih menyergap, buru-buru ia melangkah dan mengangkat gagang telepon itu. "Halo."
"Kalau hidup keluargamu ingin bahagia. Kamu harus datang ke rumah Nomer 13." Kata suara pria dari seberang sana bernada keras.
"Tidak mungkin. Apapun alasannya itu. Anda benar-benar keparat, ya---lebih baik, Anda perpanjang penis untuk memuaskan istri Anda. Dasar Bajingan. Anjing!."
"Potongan kepala yang masih segar akan tergeletak di depan terasmu." Ancam orang bernada dingin itu. Sampai kemudian melanjutkan dengan nada cukup sentimental tetapi terdengar cukup merdu.
"Tentunya mayat dari orang yang paling dekat denganmu. Salah satu anakmu!"
Bersambung...
(Ikuti terus cerita selanjutnya, semoga selalu bahagiaq, Pembaca)