Mohon tunggu...
Dristy Aulia
Dristy Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

generasi anti sensasi, kejar prestasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Misteri Rumah No 13

11 Januari 2022   09:17 Diperbarui: 11 Januari 2022   09:45 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan segala kehormatan atas dedikasi yang diberikan terhadap keluarganya, Alex, seorang lelaki yang dua Bulan lalu dihadapkan tekanan ketika menyadari usianya memasuki 55 Tahun dengan perawakan kurus meski dalam sehari ia sudah makan sebanyak empat piring. 

Wajahnya terkesan dingin namun tak pernah lepas dari senyumannya yang manis. Ia tidak pernah suka bercermin, sebab menurutnya, cermin tak ubahnya jelmaan setan yang terkutuk. 

Kalau saja di dunia ini segalanya tentang cermin, ia lebih memilih untuk bunuh diri secepatnya---dan setelah itu pergi ke surga bernyanyi 'If I never sing another song' bersama Matt Monro.

"Sudah ratusan kali saya menangani kasus pembunuhan dengan mayat yang kondisi tubuhnya sudah tak bagus. Tapi baru pertama kali ini, tubuh saya dibuat gemetaran." Demikian pernyataan petugas polisi sesudah mendengarkan keseluruhan uraian Alex mengenai penemuan mayat tak berkepala itu.

Keesokan harinya, keluarga Alex masih tak ingin saling berbicara. Alex sendiri hanya duduk-duduk sambil merokok di ruang depan. Pintu dan jendela dibiarkan terpentang lebar. 

Kedua anak-anaknya sepanjang hari hanya mengurung di dalam kamar seraya berpikir; makan apa hari ini. Tapi dari sekian banyaknya pikiran makanan itu, tak satu pun yang mereka dapatkan. Neraka turun membasuh sekujur tubuh, dan akhirnya kedua anak-anak itu minggat ke rumah sahabatnya. 

Penemuan mayat tak berkepala itu membuat jalan pikiran mereka menjadi sulit untuk dikondisikan. Sayangnya mereka sudah banyak berupaya mendirikan ketabahan berkali-kali, mencoba untuk melupakan mayat tak berkepala itu, sungguh-sungguh berat rasanya. 

Seakan-akan bayangan terhadap mayat itu, sudah melekat di benak mereka dan tak akan bisa terkelupas meski segala upaya dimentahkan. Tak ada hitam di antara kegelapan.

Alex kerapkali mengingatkan kedua anak-anaknya untuk tidak mempersoalkan perihal mayat tak berkepala itu dengan berlarut-larut. Sudah ada untuk yang kedua puluh kalinya, mereka menyatakan ketakutannya atas penemuan tubuh tak berkepala itu. 

Sampai tiga hari selepas penemuan mayat itu, anak-anak belum pernah melihat halaman belakang rumah lagi. Untuk pergi ke dapur saja---demi sekadar buang air atau minum dan menyantap makanan, sepasang mata mereka selalu ditutupi punggung lengan. 

Pintu dan jendela dapur selalu tertutup. Gorden dibiarkan tertutup pula meski suasana dapur terasa hanyir dengan bau makanan yang tak habis disantap disertai bau pesing dari air kencing yang tak dibanjur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun