Mohon tunggu...
Noor Azizah
Noor Azizah Mohon Tunggu... pelajar -

email baru avantidm@gmail.com. terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengejaran Pendakian

15 Januari 2018   14:38 Diperbarui: 18 Januari 2018   01:13 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku mendaki minggu depan."

"Ke?"

"Andong. Katamu mendaki dimulai dari yang terendah."

"Ya, seharusnya begitu, untuk melatih fisik dan ketahanan. Mendaki bukan olahraga ringan. Tenda, kantong tidur, makanan, air, pakaian ganti, kau harus mengangkut semuanya dari bawah ke atas melalui jalan yang jelas menanjak. Membawa semua itu di pundakmu, butuh ketahanan, pengaturan nafas."

"Hmm."

"Dengan siapa kau berangkat?"

"Kawan, seasrama."

"Aku berharap kau menyukainya. Rasakan sensasi di atas sana. Angin yang menyapa hidungmu membuatnya membeku. Waktu malam tengadahkan wajahmu ke langit dan ke bawah, taburan berlian indah sekali. Pandang mentari keesokan pagi, yang perlahan menyembul, kau akan jatuh cinta."

Aku mengedikkan bahu mendengarkan celotehannya. Aku memang penasaran dengan rasa mendaki yang sering diceritakan. Seolah dia memiliki dunia lain. Aku sendiri pesimis aku akan menyukai. Apa enaknya mendaki susah payah hanya untuk turun. Huufft. Kalau sekedar pemandangan sunrise atau sunset toh di pantai bisa tanpa perlu bersusah payah membawa beban berat. Kampung halamanku adalah kota pesisir pantai utara laut Jawa. Sunset dan sunrise makanan tiap hari.

"Bawakan aku batu dari tiap pendakianmu. Bisakah?" pintanya. Aku mengangguk. Kupandangi dia, tanpa kata, aku beranjak dan berlalu dari mejanya.  Banyak yang ingin kutanyakan. Tentang pendakian, aku pemula dibanding dia. Tapi egoku menang. Tanpa suara, aku beranjak keluar ruangan, diiringi pandangan matanya. Sama-sama diam.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun