" Iya, ayah minta telur dadar. Loh mana adik kamu, kok gak kamu bangunin sekalian!" Â Ibunda masih sibuk menata makanan di meja.
" Biar saja Bunda. Kamila sepertinya masih mimpi indah." Ucap Kamil sambil sesekali menggosok matanya dengan lembut untuk menghilangkan kantuk.
 " Kamu gak bangunin aku kak!" Sambil berjalan agak sempoyongan Kamila keluar dari kamar.
"..." Kamil tak bergeming. Ia bahkan makin cepat melahap makanannya. Tak mau meladeni pesaingnya itu.
***
Jam menunjukkan pukul 12.00
Setelah meletakan satu gelas sirup di atas meja tamu, Kamil pun langsung mengendap-endap. Â Ia berjalan perlahan dari ruang tamu menuju kamar. Di dalam sana, terlihat adiknya tidur pulas di hadapan televisi yang tidak menyala.
Di tangan kanan Kamil tergenggam handphone milik ibunya. Ia telah mempersiapkan sesuatu dari HP berwarna hitam itu. Setelah masuk kamar ia pelan-pelan mendekati tubuh Kamila. Lantas Kamil menekan sejumlah gambar simbol dari layar hp itu.
" Allahu Akbar, Allahu Akbar...." Suara adzan tiba-tiba terdengar. Disusul suara adzan dari masjid di sekitar rumahnya.
 " Kamila coba dengar, sudah adzan! Ayo berbuka!"  Kamil tampak menahan tawa ketika melihat Kamila terbangun kaget. Ia pun berlari kecil menuju meja tamu, mengambil sesuatu.
" Ayo Mila, ini minum! " Kamil tampak antusias melayani adiknya dengan segelas sirup segar yang sudah ia sia