Kalimat tersebut sekilas tampak tidak bermasalah. Namun, ada pemilihan kata yang kurang cermat.Â
Kata "berhasil" pada kalimat tersebut membuat kalimat tidak efektif karena membuat makna kalimat tidak logis dan berpotensi rancu.
Kata "berhasil"Â menimbulkan kerancuan tentang siapa yang berhasil dalam peristiwa tersebut? Koruptor atau KPK? Oleh karena itu, kata berhasil sebaiknya dihilangkan.Â
Kalau pun tetap ada, maka susunan atau pola kalimat harus diubah. Kalimat harus menjadi aktif dengan mengubah kata "ditangkap" menjadi "menangkap". Selain itu, kata "KPK" pindah posisi, mengisi fungsi subjek.
Dengan demikian bentuk kalimat efektifnya adalah KPK berhasil menangkap koruptor.
Kelima uraian tentang penyebab ketidakefektifan kalimat ini tentu masih bersifat dasar.Â
Kajian kalimat efektif masih terus berkembang dari kalimat sederhana hingga kalimat kompleks. Hal itu menjadi tingkat kesulitan dalam menelaah kalimat efektif.Â
Kesulitan tersebut untuk melatih kecermatan siswa. Sebab, proses pembelajaran kalimat efektif ini sejatinya untuk mengasah logika atau kemampuan bernalar siswa.Â
Selain itu, kemampuan linguistik siswa menyangkut kesadaran tentang makna kalimat dan kaidah bahasa baku pun akan berkembang.
Â
Marendra Agung J.W
5-Feb-2022.
Sumber konsep:
- Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia, Kalimat. Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kemendikbud, 2015.
- Buku Guru Bahasa Indonesia, Kelas X SMA. Kemendikbud RI, 2017.