Mohon tunggu...
Afni Zulkifli
Afni Zulkifli Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis adalah sajadah kata untuk berbicara pada dunia

Jurnalis, Akademisi, Praktisi Komunikasi Publik dan Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kamuflase Informasi Kebakaran Lahan di Papua: Analisis Framing

17 November 2020   13:07 Diperbarui: 17 November 2020   17:32 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laporan dengan judul dan 15 lead pembuka tanpa mencantumkan waktu kejadian yang sebenarnya

Dalam jurnalisme, laporan investigasi menjadi kasta tertinggi penyusunan karya jurnalistik. Seorang wartawan 'kaleng-kaleng' tidak akan mungkin bisa menyajikan laporan investigasi, karena untuk menyusun karya jurnalistik jenis ini dibutuhkan keahlian tulis-menulis yang luar biasa, keberanian blusukan lapangan dengan segala ancaman dan tantangan, kejelian, ketelatenan, kesabaran, jejaring mitra untuk menembus narasumber utama, serta banyak kelebihan lainnya.

Sehingga ketika dikirimi link berita berjudul ''Papua: Investigasi ungkap perusahaan Korsel 'sengaja' membakar lahan untuk perluasan lahan sawit'', langsung tertarik membaca. Tuntas.

Susunan narasi laporan ini luar biasa, berpadu dengan foto-foto yang begitu tajam dan humanis dengan standart news value tinggi, menjadikan tulisan ini bagi masyarakat awam begitu kuat tersajikan sebagai informasi yang tidak mungkin terbantahkan. Dijamin mampu mengaduk perasaan.

Makanya tak heran bila link berita BBC News Indonesia, yang menjadi media pertama menyajikan berita ini, bisa bergulir liar ke ranah media sosial. Viral.

Namun bagi yang pernah bersentuhan dengan dunia jurnalisme, akan sangat mudah memaklumi, bahwa laporan ini sarat dengan kamuflase informasi. Perspektif tersajikan sesuai sudut pandang media alias framing diduga kuat sedang terjadi.  

Framing tidak berbohong. Namun terjadi pembelokan fakta secara cerdik, dan berpotensi menyesatkan. Analisis framing biasanya dilakukan melalui seleksi informasi, penonjolan pada aspek tertentu, pemilihan gambar khusus, hingga meniadakan atau membuang informasi yang seharusnya disampaikan.

Secara harfiyah framing berarti pembingkaian dari kata frame yang berarti bingkai. Framing bagian dari strategi komunikasi media dan/atau komunikasi jurnalistik. Framing berita merupakan perpanjangan dari teori agenda setting, yaitu pemilihan fakta dalam sebuah peristiwa yang dinilai penting disajikan dan dipikirkan pembaca (publik).

Robert N. Entman adalah salah satu ahli yang meletakkan dasar analisis framing untuk studi isi media. Penyusunan informasi ke publik biasanya disusun sedemikian rupa, sehingga peristiwa dipahami bukan sesuatu yang taken of grated, sebaliknya wartawan dan medialah yang secara aktif membentuk realitas.
 
Tujuan utama framing untuk melahirkan citra, kesan, makna tertentu yang diinginkan media, atau wacana yang akan ditangkap oleh khalayak.  Hanya orang-orang yang pernah bertungkus lumus dengan dunia jurnalisme yang bisa merasakan berita disusun dengan analisis framing atau bukan. Biasanya pada case seperti inilah etika jurnalistik, kompetensi jurnalis, dan profesionalisme media sesungguhnya sedang dipertaruhkan.

Tokoh Pers Indonesia, Rosihan Anwar, dalam sarasehan Pers nasional tanggal 28 Agustus 2008 mengatakan, ''kapanpun zamannya, wartawan dituntut harus kompeten. Yakni, berwawasan keilmuwan, profesional, dan beretika. Jika tidak, maka matilah jurnalisme,''.

Kamuflase Informasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun