Menurut Sensus global 2020, Jakarta menempati urutan ke-37 terpadat didunia.
Lima teratas terpadat adalah : Tokyo (Jepang), Delhi (India), Shanghai (China), Sao Paolo (Brazil) dan Mexico City (Mexico).
Berhasilnya Pangeran Fatahillah dari Kerajaan Demak mengusir kolonialis Portugis dari wilayah Sunda Kelapa, dan pada satu ketika diselenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ditanggal 22 Juni 1527 yang sekaligus Pangeran Fatahillah mengubah nama kota Sunda Kelapa jadi Jayakarta, menjadi tanda awal hari kelahiran kota yang kini bernama  Jakarta.
Penetapan hari ulang tahun (HUT) Jakarta dilakukan oleh Walikota kelima DKI Jakarta, Sudiro pada tanggal 22 Juni 1956.
GANTI-GANTI NAMA
Kota Jakarta yang akan ber-Hajatan, sejak awal berdiri bahkan sebelum era  kolonialisme, telah memiliki nama-nama berbeda sebelumnya.
1. Sunda Kelapa (Abad ke-14). Boleh jadi ini nama yang pertama. Sunda Kelapa dulunya adalah pelabuhan besar milik kerajaan Pajajaran yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai belahan dunia untuk saling bertukar komoditas.
2. Jayakarta (abad ke-16). Setelah Fatahillah dan Syarif Hidayatullah dari Kerajaan Demak mengalahkan Kerajaan Sunda dan membatalkan pembangunan benteng Portugis, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta. Â
3. Batavia (Sejak abad ke-17). Bertahan sejak tahun 1621 hingga 1942, nama Batavia disematkan oleh Belanda.
Penamaan ini paling panjang usianya, lebih 3 abad lamanya.
4.JakartaTokubetsu Shi (1942). Setiba Jepang menaklukkan Belanda dan sekutunya di Indonesia dalam perang Asia Timur Raya. Jepang menghilangkan semua jejak Belanda.
Mereka mengganti nama kota Batavia menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.
5. Djakarta/Jakarta (1949). Setelah Indonesia merdeka. Kota dimana Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, oleh Menteri Penerangan Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) Mr. Arnoldus Mononutu menegaskan bahwa nama Ibu Kota adalah Jakarta dan menghapus nama Batavia.