Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jakarta Hajatan 495 Tahun: Menjadi Wajah Indonesia yang Nyata (SMART City, Kota Sehat, Kota Ramah)

24 Juni 2022   15:37 Diperbarui: 24 Juni 2022   15:42 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Sensus global 2020, Jakarta menempati urutan ke-37 terpadat didunia.

Lima teratas terpadat adalah : Tokyo (Jepang), Delhi (India), Shanghai (China), Sao Paolo (Brazil) dan Mexico City (Mexico).

Berhasilnya Pangeran Fatahillah dari Kerajaan Demak mengusir kolonialis Portugis dari wilayah Sunda Kelapa, dan pada satu ketika diselenggarakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ditanggal 22 Juni 1527 yang sekaligus Pangeran Fatahillah mengubah nama kota Sunda Kelapa jadi Jayakarta, menjadi tanda awal hari kelahiran kota yang kini bernama  Jakarta.

Penetapan hari ulang tahun (HUT) Jakarta dilakukan oleh Walikota kelima DKI Jakarta, Sudiro pada tanggal 22 Juni 1956.

GANTI-GANTI NAMA

Kota Jakarta yang akan ber-Hajatan, sejak awal berdiri bahkan sebelum era  kolonialisme, telah memiliki nama-nama berbeda sebelumnya.

1. Sunda Kelapa (Abad ke-14). Boleh jadi ini nama yang pertama. Sunda Kelapa dulunya adalah pelabuhan besar milik kerajaan Pajajaran yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai belahan dunia untuk saling bertukar komoditas.

2. Jayakarta (abad ke-16). Setelah Fatahillah dan Syarif Hidayatullah dari Kerajaan Demak mengalahkan Kerajaan Sunda dan membatalkan pembangunan benteng Portugis, nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta.  

3. Batavia (Sejak abad ke-17). Bertahan sejak tahun 1621 hingga 1942, nama Batavia disematkan oleh Belanda.
Penamaan ini paling panjang usianya, lebih 3 abad lamanya.

4.JakartaTokubetsu Shi (1942). Setiba Jepang menaklukkan Belanda dan sekutunya di Indonesia dalam perang Asia Timur Raya. Jepang menghilangkan semua jejak Belanda.
Mereka mengganti nama kota Batavia menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.

5. Djakarta/Jakarta (1949). Setelah Indonesia merdeka. Kota dimana Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, oleh Menteri Penerangan Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS) Mr. Arnoldus Mononutu menegaskan bahwa nama Ibu Kota adalah Jakarta dan menghapus nama Batavia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun