Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jakarta Hajatan 495 Tahun: Menjadi Wajah Indonesia yang Nyata (SMART City, Kota Sehat, Kota Ramah)

24 Juni 2022   15:37 Diperbarui: 24 Juni 2022   15:42 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta, dimana keanekaragaman suku dan budaya bertemu dan berinteraksi, menjadi kota yang mewakili seutuhnya karakter Indonesia.
Jakarta adalah wujud Kebhinnekaan komunitas yang berwujud menjadi keIkaan Indonesia dalam masyarakat kota Jakarta, yang bukan Jawa, bukan Sunda, bukan Batak, bukan Makassar, bukan Papua, bukan Bali, bukan Melayu dan bukan manapun, tetapi Indonesia, sebagaimana yang disuarakan lewat Sumpah Pemuda hasil Kongres Pemuda kedua yang dinyatakan dari teras Gedung Pemuda di jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta Pusat pada 28 Oktober 1928.

Salah satu bukti sejarah itu, adalah Gedung Sumpah Pemuda yang didirikan pada awal abad ke-20, yang semula rumah tinggal Sie Kong Lian. Kemudian menjadi tempat tinggal pelajar STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) bidang Kedokteran dan RS (Rechtsschool) Bidang hukum.

Kemudian menjadi Pusat pergerakan Kaum muda pejuang Kemerdekaan. Hingga menjadi tempat mencetuskan Satu kesamaan yang sama, setelah melalui Kongres Pemuda kesatu yang pelik karena kuatnya arus kedaerahan dan perbedaan. Hingga muncul kesadaran bersama untuk Satu pada Kongres Pemuda Kedua yang menghasilkan Sumpah Pemuda.

Sikap tentang SATU tumpah darah, SATU bangsa dan SATU bahasa.

Jakarta menjadi awal munculnya makna Bhinneka Tunggal Ika dan Jakarta mewakili kebhinekaan Indonesia.

JAKARTA YANG TERUS TUMBUH

Sejak era kemerdekaan, Jakarta sudah memiliki 17 orang Gubernur.
Sejak yang pertama politisi PNI Mr.Soewirjo (1945-1951) ketika itu masih disebut sebagai Walikota Jakarta dan saat di era Republik Indonesia Serikat (RIS), Jakarta sebagai bahagian dari Negara Pasundan (1950-1951).

Sejak dipimpin Gubernur keempat Soemarno Sosroatmodjo (1960-1964), Presiden Soekarno mengubah status Jakarta menjadi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Soemarno juga mengawali penugasan Perwira Militer menjadi Gubernur.

Setelahnya Gubernur-Gubernur yang juga popular seperti Ali Sadikin (1966-1977). Tjokropranolo (1977-1982), Soeprapto (1982-1987), Wiyogo Admodarminto (1987-1992), Soerijadi Soedirdja (1992-1997), Sutiyoso (1997-2002) dan (2002-2007).

Kemudian lewat pemilihan, politisi Partai Demokrat  Fauzi Bowo menjadi Gubernur DKI Jakarta (2007-2012),

Selanjutnya Joko Widodo atas dukungan PDI-P menjadi Gubernur periode 2012-2017, namun karena terpilih menjadi Presiden pada Pemilu 2014 sehingga Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama  (Non Partai) yang dikenal dengan nama akrabnya Ahok menjadi Gubernur sejak 19 November 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun