Pada Sistem Pemerintahan Presidensial seperti Indonesia, pola Rekruitmen Pembantu Presiden berdasar Kapasitas, Pengalaman lapangan dan Kerelaan pengabdian total dengan loyalitas tunggal kepada Presiden adalah pilihan tepat dan prospektif.
Sementara itu Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan berperan sebagai Check and Balances.
Sedangkan Perguruan Tuinggi dan Lembaga Penelitian serta Potensi Intelektual Publik bisa berperan sebagai kontributor gagasan sekaligus sebagai Second Opinion untuk memperkuat Visi Presiden.
Sudah saatnya Sistem Pemerintahan dijalankan secara tertib, akuntabel dan dinamis untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi dan visi Presiden 5 tahunan.
Kita sedang menatap 100 tahun Kemerdekaan RI. Seperti apa Indonesia tahun 2045 sangat tergantung capaian optimal saat ini.
Sekalipun dalam 25 tahun kedepan ada 2-4 Presiden setelah Presiden Jokowi, tetapi LEGACY atau pewarisan yang dapat ditinggalkan Presiden Jokowi akan memberi kemudahan bagi pelanjutnya mewujudkan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Dalam salah satu lagu anyar QUEEN, Rock Band asal Inggris, menitip pesan jelas untuk direnungkan...
#This world has only one sweet moment set aside for us…. / Dunia ini hanya memiliki satu moment manis yang disisihkan bagi kita. (syair lagu “Who Wants To Live Forever”, Queen).
Jakarta, 1 Juli 2020, 00.30
Dr.Abidin/ GOLansia.com dan Kanal-kesehatan.com
*) Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes/ Mantan Deputi BKKBN/ Mantan Komisioner KPHI/ Mantan Kepala Pusat Promkes Depkes RI/ Alumnus Public Health Management Disaster, WHO Searo, Thailand/ Mantan Ketua Harian MN Kahmi/ Mantan Ketua PB IDI/ Ketua PP IPHI/ Ketua PP ICMI/ Ketua PP DMI/ Waketum DPP JBMI/ Ketua PP ASKLIN/ Penasehat BRINUS/ Ketua IKAL FK USU/ Ketua PP KMA-PBS/ Ketua Orbinda PP IKAL Lemhannas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H